Setiap Tahun 250.000 Kasus Bermasalah dengan Tetangga Terjadi di Jepang
Data Kepolisian Jepang mencatat kasus bermasalah dengan tetangga setiap tahunnya mencapai 250.000 kasus pada tahun 2017.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Data Kepolisian Jepang mencatat kasus bermasalah dengan tetangga setiap tahunnya mencapai 250.000 kasus pada tahun 2017 atau 1,7 kali lebih banyak dibandingkan 10 tahun lalu.
"Kasus dengan tetangga kita dalam satu mansion atau dengan tetangga sebelah, sangat banyak dan cenderung semakin banyak saat ini," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (16/10/2018).
Salah satu penyebabnya karena usia semakin tua, semakin sensitif dan perlu ketenangan.
"Namun tetangga tidak sedikit yang tergolong anak muda pengangguran karena ekonomi susah, malam hari ribut dan sebagainya," tambahnya.
Keributan karena suara menjadi kasus terbesar di Jepang yaitu 46 persen. Keributan dimulai dari suara berisik, baik suara keras orang di malam hari atau musik dan sebagainya.
Baca: Sepekan KPK Tangkap Sindoro Bersaudara, Sempat Jadi Buronan hingga Skandal Suap Proyek Meikarta
Kasus penyebab kedua 26 persen berupa tidak baiknya aisatsu (perkenalan diri) saat seseorang pindah rumah ke sekitar.
"Sudah berupaya baik untuk memperkenalkan diri, tetapi tanggapan tetangga dingin atau bahkan menolak. Akibatnya orang menjadi kesal. Dari sana dimulai lah ketidaksenangan dengan tetangga," kata Satoko Miwa, seorang pengacara Jepang.
Penyebab ketiga terbesar karena masalah tempat parkir atau mobil (22 persen) dan penyebab keempat karena soal rokok (20 persen), ada yang tak suka asap rokok, seenaknya merokok di dalam mansion atau apartemen tersebut dan sebagainya.
Seorang pengelola mansion Jepang, Yo Matsumoto mengungkapkan di Jepang cukup banyak orang Jepang yang suka bikin masalah (trouble maker).
"Dari pengalaman saya dari sebuah mansion atau apartemen, 2 persen biasanya adalah para trouble maker. Jadi kalau ada 100 rumah dalam satu mansion, dua rumah biasanya trouble maker," ungkap Matsumoto.
Baca: Penyerahan Diri Eddy Sindoro Ternyata Ikut Melibatkan Mantan Pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki
Lalu bagaimana kalau kita pindahan rumah di Jepang, apa yang harus diperiksa terlebih dulu?
Sumber Tribunnews.com mengungkapkan, jika pindah ke mansion yang lama biasanya ada tiga hal yang harus kita periksa.
Pertama saat buang sampah di malam hari. Seringkali ada saja orang yang buang sembarangan di malam hari karena mengira tidak ada yang tahu atau tak ada yang melihat.
"Kalau lokasi buang sampah itu baik, ya mansion itu baik," katanya.
Kedua, keadaan di lobi mansion tersebut apakah kotor, baik, berantakan dan sebagainya.
Ketiga mengenai papan pengumuman di mansion tersebut apakah terkelola dengan baik atau berantakan asal-asalan saja pasang pengumuman dan sebagainya.
Lalu bagaimana kalau pindah rumah ke sebuah rumah sendiri bukan ke mansion?
"Coba bergaul kenalan dengan tetangga terlebih dulu dengan lebih baik, kenalan satu sama lain dengarkan informasi apa selama ini yang mereka ketahui. Cara kedua dengan ngobrol bersama tetangga saat bertemu di supermarket dekat kita, cari tahu informasi apa pun yang mungkin berguna. Malam hari juga cari tahu mungkin ada yang mengatakan daerah itu menyeramkan kalau malam dan sebagainya," kata dia.
Kemudian apa saja supaya suasana mansion baik satu sama lain?
"Terpenting adalah asosiasi penghuni mansion bisa menciptakan peraturan bersama yang disepakati bersama dengan baik dan dipatuhi bersama-sama. Di Mansion atau lobi dan sekitarnya kalau bisa menjaga ketenangan jangan ribut. Kalau ada pelanggaran sudah ditegor tidak dengar atau bandel, ya berikan penalti saja dan harus dijalankan bersama," ungkap Miwa.
Untuk itu kebersamaan dan kerukunan bersama di dalam satu mansion sangat penting mulai dengan saat pindah ke mansion tersebut, bersama anak sama-sama satu keluarga aisatsu (memperkenalkan diri) satu sama lain, sehingga terjadi kerja sama yang baik dari semua penghuni mansion.