Harimau Sumatera mati terjerat dalam kondisi hamil, dua bayinya ikut mati
Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati terjerat dalam kondisi hamil di Muara Lembu, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi
Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati terjerat dalam kondisi hamil di Muara Lembu, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, pada Rabu (26/9).
Akan tetapi, setelah bangkai harimau tersebut dibawa ke Kota Pekanbaru, pihak berwenang memastikan bayi yang dikandungnya tidak dapat diselamatkan. Padahal, struktur tubuh bayi harimau tersebut sudah lengkap dan siap dilahirkan dalam waktu dekat.
"Hasil nekropsi sudah diketahui, harimau dalam kondisi hamil. Ada dua anak, jenis kelaminnya jantan dan betina. Struktur tubuhnya sudah lengkap. Kukunya ada lima, giginya, sudah siap untuk menyusui," ungkap Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, Kamis (27/9).
"Dokter Dita dari Yayasan Arsari (yang melakukan nekropsi) memperkirakan harimau akan melahirkan dalam waktu 10 hari ke depan," tambahnya, sebagaimana dilaporkan wartawan di Pekanbaru, Wahyu, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
- Harimau Bonita yang menewaskan dua orang di Riau dievakuasi
- Bonita dan nasib harimau Sumatera yang terdampak ‘problem alih fungsi lahan’
- Tiga Beruang Madu di Riau dijerat dan dimasak menjadi rendang
Menurut Suharyono, harimau Sumatera ini ditemukan tewas terjerat kabel sling yang dipasang warga untuk menjerat hama babi. Warga yang melihatnya lantas melaporkan kepada petugas BBKSDA Riau.
Awalnya, saat dilaporkan masyarakat, tim tidak menemukan harimau tersebut di lokasi yang disampaikan warga.
Setelah pencarian dilakukan, tim mendapati bangkai harimau Sumatera menggantung di pinggir jurang dengan tali jerat membelit pinggangnya.
Diperkirakan harimau tersebut berhasil meloloskan diri dari jerat, namun tali jerat tersangkut di semak belukar, dan membelit pinggangnya sehingga menggantung di tepi jurang.
Suharyono menduga harimau sempat berupaya melepaskan diri, dan ini menyebabkannya semakin terbelit kuat oleh sling kabel.
"Tim kemudian membebaskan dan mengevakuasi harimau Sumatera betina ini," lanjutnya.
Dari lokasi awal harimau ini terperangkap jeratan ke tepi jurang tempat dia ditemukan mati, jaraknya sekitar 100 meter. Tim BBKSDA Riau lantas mengevakuasi bangkai harimau ke Pekanbaru guna proses nekropsi.

Tangkap penjerat
BBKSDA Riau menangkap seorang warga berinisial E yang memasang jerat kawat tersebut. Kepada petugas, menurut Suharyono, E mengaku memasang jerat untuk menangkap hama babi hutan.
"Kita amankan satu orang berinisial E. Pengakuan sementara dia yang memasang jerat. Sudah dibawa ke kantor proses lebih lanjut," terangnya.
Suharyono mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak memasang jerat agar jerat tidak terkena satwa dilindungi.