Kamis, 2 Oktober 2025

AS Tidak Akan Biarkan Putin Interogasi Warganya, Tapi Tetap Tuntut 12 Warga Rusia

Namun perlu diketahui, Senat dengan suara penuh menyetujui adanya resolusi, yang diusulkan oleh Pemimpin Minoritas Chuck Schumer.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
(Yuri Kadobnov/AFP/Getty Images)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak proposal yang diajukan Presiden Rusia Valdimir Putin untuk mengizinkan penyelidik Rusia mewawancarai warga AS yang dicurigai melakukan kejahatan.

AS bahkan tetap menyalahkan 12 warga Rusia yang diduga terlibat dalam kecurangan pada pemilihan AS dan meminta Putin mengirimkan mereka ke AS untuk diinterogasi.

"Ini adalah proposal yang dibuat secara tulus oleh Presiden Putin, namun Presiden Trump tidak setuju dengan itu, semoga Presiden Putin meminta 12 orang Rusia yang teridentifikasi itu datang ke Amerika untuk membuktikan bersalah atau tidaknya mereka," kata Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih saat menyampaikan dalam sebuah pernyataan pada Kamis kemarin.

Dalam kasusnya, Gedung Putih bisa saja berubah pikiran.

Namun perlu diketahui, Senat dengan suara penuh menyetujui adanya resolusi, yang diusulkan oleh Pemimpin Minoritas Chuck Schumer.

Ia menyampaikan tanggapannya bahwa, "AS harus menolak membiarkan diplomat saat ini atau mantan diplomat, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pejabat politik, pejabat penegak hukum atau anggota Angkatan Bersenjata AS untuk ditanyai oleh pemerintah Rusia atau Vladimir Putin,".

Dilansir dari laman Russia Today, Jumat (20/7/2018), menyusul pertemuan puncak KTT dengan Trump di Helsinki, Finlandia pada awal pekan ini, Putin mengatakan Rusia bisa saja mempertimbangkan untuk mengizinkan para penyelidik Departemen Kehakiman AS untuk menginterogasi warga Rusia yang dituduh ikut campur dalam pemilihan AS pada 2016 lalu.

Namun, Putin menyebutkan bahwa interaksi semacam itu hanya mungkin terjadi jika AS mengizinkan Rusia untuk menginterogasi warga AS yang dicurigai melakukan kejahatan di Rusia.

Daftar orang-orang yang dicari oleh penegak hukum Rusia, termasuk didalamnya adalah Duta Besar AS untuk negara itu, Michael McFaul dan Pemodal Bill Browder, menurut Kantor Jaksa Penuntut Rusia.

Perjanjian antara Rusia dan AS, yang ditandatangani pada 1990-an dan memungkinkan interogasi para tersangka dari negara lain, dimunculkan oleh Putin selama konferensi pers di Helsinki.

Sebelumnya pada Kamis kemarin, Eliot Engel, anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR AS dan 4 anggota Kongres Demokrat mengirim surat terbuka kepada Trump.

Mereka mendesak agar Trump secara terbuka menolak tawaran Rusia, "anda harus pastikan bahwa anda tidak akan mengizinkan warga AS atau siapapun di tanah Amerika untuk diinterogasi atau menanggung pelecehan di tangan para penjahat Putin,".

Ide Trump yang memungkinkan warga AS untuk diinterogasi oleh penyelidik Rusia telah dimentahkan oleh lawan-lawan politik Trump yang berasal kedua kubu, yakni Demokrat dan Republik dalam beberapa hari terakhir.

Ia telah diberi ultimatum, bahkan para lawan politiknya berpikir 'memenuhi tawaran keterlaluan' yang diajukan Putin, akan menjadi 'penyalahgunaan kekuasaan' dan bisa 'menggulingkan' Trump dengan ancaman tuduhan tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved