Minggu, 5 Oktober 2025

Kim Jong-un kunjungi Cina lagi sesudah KTT dengan Trump

Diperkirakan Kim akan membahas sanksi yang masih dikenakan kepada Korut, dan komitmen yang dibuatnya saat KTT bersama Trump, yang secara umum

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali melakukan kunjungan ke Cina, kali ini dua hari lamanya, seminggu setelah ia melakukan pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump.

Diperkirakan Kim akan membahas sanksi yang masih dikenakan kepada Korut, dan komitmen yang dibuatnya saat KTT bersama Trump, yang secara umum membicarakan denuklirisasi semenanjung Korea.

Beijing, satu-satunya sekutu ekonomi Korea Utara, sudah berulang kali mengisyaratkan bahwa sanksi terhadap Korea Utara dapat diperlonggar.

Sementara itu, AS dan Korea Selatan telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah menunda rencana untuk latihan militer gabungan mereka berikutnya.

Langkah itu menindak-lanjuti janji yang dibuat oleh Trump terhadap Kim di KTT Singapura.

South Korean marines participate in landing operation referred to as Foal Eagle joint military exercise with US troops Pohang seashore on 2 April 2017 in Pohang, South Korea.
Getty Images
Tentara AS yang berbasis di Korea Selatan berjumlah sekitar 29.000 orang dan setiap tahunnya kedua negara selalu melakukan berbagai latihan militer skala besar.

Ini merupakan kunjungan Kim yang ketiga kalinya ke Cina sejak Maret, ketika ia bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing, dalam perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak menjabat.

Kunjungan kali ini tergolong lain, lapor media pemerintah Cina. Tetapi tak ada rincian soal kunjungan itu.

Pada KTT 12 Juni lalu, Trump dan Kim menandatangani apa yang oleh Presiden AS disebut perjanjian yang "komprehensif".

Korea Utara menyetujui denuklirisasi - sesuatu yang juga merupakan komitmen negeri itu kepada Korea Selatan saat KTT Korea yang bersejarah di Panmujom beberapa waktu sebelumnya - sementara Trump mengatakan AS akan mengakhiri latihan militer gabungan AS - Korea Selatan.

Penghentian 'permainan perang' Korea Selatan dan AS selama ini merupakan tuntutan Korea Utara dan Cina.

Tapi Korea Selatan dan Jepang -sekutu utama AS lainnya di Asia- mengatakan latihan militer gabungan itu justru sangat penting. Keputusan Trump soal penghentian latihan perang itu tampaknya tak diduga Korea Selatan, yang seakan 'kebobolan,' dan kini dilanda kebingungan tentang bagaimana penghentian itu dilaksanakan.

Muncul juga kebingungan atas pernyataan Trump yang mengakui secara eksplisit bahwa latihan itu "provokatif", sebuah istilah yang justru digunakan oleh Korea Utara untuk mendeskripsikan latihan itu, sampai sekarang. Sementara sebelumnya AS selalu bersikeras bahwa latihan-latihan itu murni bersifat defensif.

US President Donald Trump walks with North Korean leader Kim Jong Un at the Capella Hotel on Sentosa island in Singapore on 12 June 2018
Reuters
Donald Trump dan Kim Jong-un berjalan di kompleks hotel Capella, tempat mereka melaukan pertemuan puncak, 12 Juni lalu.

Tentara AS yang berbasis di Korea Selatan berjumlah sekitar 29.000 orang dan setiap tahunnya kedua negara selalu melakukan berbagai latihan militer skala besar.

Latihan berikutnya dijadwalkan berlangsung Agustus nanti dengan melibatkan sekitar 17.500 personel militer AS.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved