Mundurnya Zidane 'mengguncangkan Real Madrid bagai ledakan bom'
Keputusan mengejutkan Zinedine Zidane meningalkan sejumlah pertanyaan besar bagi Real Madrid, selain siapa yang akan menggantikannya.
Dia pergi sebagaimana dia tiba, dan sebagaimana pula dia menggunakan waktunya selama dua setengah tahun terakhir: dengan bermartabat.
Keputusan Zinedine Zidane untuk mundur dari Real Madrid hanya lima hari setelah memimpin timnya merebut gelar Liga Champions ketiga berturut-turut membuat klub raksasa Spanyol itu gonjang ganjing.
Zidane menyampaikan keputusan itu dalam jumpa pers yang sangat terbuka pada hari Kamis sat jam makan siang. Presiden Los Blancos, Florentino Perez, jelas ternganga, dan sekarang harus bekerja keras dan cepat untuk mengidentifikasi dan mengejar pengganti legenda Prancis itu.
- Zinedine Zidane mundur dari Real Madrid, hanya lima hari setelah juarai Liga Champions
- Kalah di Liga Champions, kiper Liverpool Loris Karius dapat ancaman pembunuhan
- Final Liga Champions: Cedera Moh Salah "serius", Mesir yakin dia bakal bugar di PD
Media Spanyol juga tak kurang terkejutnya. Mereka memberitakannya dengan nada terpana: sebuah artikel di situs internet Marca menyebut bahwa kabar itu "mengguncangkan ruang ganti (Real Madrid) bagaikan (ledakan) bom," sementara El Mundo menyatakan "klub itu tidak yakin bahwa akan ada kapten yang lebih baik untuk kapal yang menjelimet".
BBC Sport memapar berbagai alasan perginya Zidane dan apa artinya bagi juara Eropa itu.
Apakah pengunduran dirinya mengejutkan?
Ya. Kabar itu jelas merupakan kejutan besar bagi Florentino Perez, yang hampir sepanjang konferensi pers itu duduk di samping Zidane dengan ekspresi kosong di wajahnya, seolah-olah dia kesulitan untuk mempercayai apa yang dia dengar.
Perez mengatakan bahwa Zidane hanya memberitahu keputusan itu kepadanya sehari sebelumnya, dan Zidane mengungkapkan bahwa satu-satunya pemain yang dia ajak bicara soal itu secara pribadi adalah kapten klub Sergio Ramos.

Zidane tak biasanya berbicara blak-blakan saat mengungkapkan alasannya untuk berhenti. Ia mengaku tidak bisa membayangkan dengan jelas bagaimana dia bisa terus membawa timnya dlam kemenangan di musim depan, dan berulang kali ia menyatakan keyakinannya bahwa tim itu membutuhkan "wacana baru." Ia juga menggarisbawahi beratnya tekanan dan tuntutan terhadap pelatih di Real Madrid.
Dia tidak mengungkapkan kapan dia sampai pada kesimpulan bahwa dia harus pergi, tetapi ada beberapa petunjuk: ketika diminta untuk menyebutkan saat-saat terburuknya saat menangani Real, Zidane tidak ragu-ragu untuk menyebut saat tersingkirnya Real dari Copa del Rey akibat kalah dari Leganes, Januari lalu.
Dan pertanyaan terakhir yang dijawabnya -sebelum keluar ruangan diiringi tepuk tangan yang hangat dan meriah - adalah apakah memenangkan gelar Liga Champions ketiganya beberapa hari yang lalu meyakinkannya bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk pergi. Zidane tersenyum pahit, dan menjawab: "Mungkin. Mungkin, ya."
Apa - and siapa- sesudah ini bagi Real?
Sejumlah nama beredar sebagai pengganti potensial untuk Zidane, dan kandidat yang paling digembar-gemborkan adalah Mauricio Pochettino.
Bos Tottenham diyakini merupakan pilihan pertama Perez. Presiden Real Madrid itu mengagumi Pochettino sejak pelatih asal Argentina itu melatih Espanyol, klub yang memiliki hubungan baik dengan Real. Perez juga sangat terkesan dengan penampilan Spurs ketika mereka saloing berhadapan dalam Liga Champions musim ini.
Batu sandungannya adalah Pochettino baru saja menandatangani kontrak lima tahun baru dengan Spurs beberapa hari yang lalu, dan ia mungkin enggan untuk melompat begitu cepat setelah berkomitmen pada klub - meskipun ada rumor bahwa kontrak barunya mencantumnkan klausul yang memungkinkannya pergi jika Madrid membuka pintu.
Berita TerkiniBerita Populer© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
|
---|