Dunia Bereaksi Keras atas Pembantaian Di Jalur Gaza Saat AS Pindahkan Kedutaannya Ke Yerusalem
"Siapa yang mau menerima kegiatan (demonstrasi) semacam ini di perbatasan negara anda? Tidak ada yang mau," tegas Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Pasukan Israel telah menewaskan kurang lebih 60 demonstran dan melukai seribuan demonstran pada Senin lalu, saat Amerika Serikat secara resmi memindahkan kedutaan besarnya dari Tel aviv ke Yerusalem.
Mereka menembaki para demonstran yang berkumpul di sepanjang perbatasan yang berjarak sekira 40 mil dari Jalur Gaza.
Baca: Polri: Polda Riau Berhasil Gagalkan Serangan oleh Orang Tak Dikenal
Namun pada Selasa kemarin, kejahatan kemanusiaan itu telah berimbas dan mendapatkan kecaman dari seluruh benua.
Dikutip dari laman NPR, Rabu (16/5/2018), beberapa negara menyerukan agar kasus itu dibawa ke penyelidikan internasional mengutip apa yang disebut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai kekerasan yang sangat mengerikan.
Sementara negara yang lain memanggil para diplomat Israel untuk menjelaskan tindakan yang dilakukan pasukan keamanan negara tersebut.
Mulai dari Afrika Selatan hingga Arab Saudi, Turki hingga Guatemala, semua mengecam Israel.
Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), lembaga administrasi Donald Trump memblokir panggilan untuk penyelidikan kasus tersebut secara independen pada Senin lalu.
Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza berlangsung saat AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Siapa yang mau menerima kegiatan (demonstrasi) semacam ini di perbatasan negara anda? Tidak ada yang mau," tegas Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley.
Ia mengatakan hal tersebut dan membela Israel di hadapan negara anggota lainnya dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB.
Baca: PNS Terlibat Aksi Teror, Wakil Ketua DPR Sebut Harus Ditindak Sesuai Undang-Undang yang Berlaku
Seperti yang dilaporkan Michele Kelemen dari NPR, Haley dan mitranya dari Israel, Danny Danon melontarkan kerusuhan sebagai produk dari para perusuh serta beberapa militan.
Haley langsung keluar dari ruangan peremuan negara anggota PBB saat Duta Besar Palestina untuk AS, Riyad Mansour berbicara kepada Dewan.