Restoran Halal Indonesia Pertama Dibuka di Kazan, Rusia
Restoran Halal Indonesia Pertama Dibuka di Kazan, Rusia. Mahasiswa Asal Malang
TRIBUNNEWS.COM,RUSIA-Warga Republik Tatarstan di Rusia, lebih tepatnya di kota Kazan, sekarang dapat menikmati masakan khas Indonesia.
Miratullo Saidov, seorang warga Tatarstan alumni Universitas Islam Negeri Malang bersama seorang pengusaha lokal, Ayrat Khakimov, mendirikan restoran khusus Indonesia yang diberi nama “Indo Food” di "GUM", salah satu pusat perbelanjaan di kota Kazan.
Restoran ini merupakan jaringan masakan halal Indonesia pertama di Kazan dan bahkan di Rusia
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, di sela-sela kehadirannya pada konferensi internasional “Russia-Islamic World: Kazan Summit 2018”, menyempatkan untuk menengok restoran tersebut pada 10 Mei 2018.
“Promosi makanan Indonesia dengan konsep cepat saji seperti ini justru akan sangat efektif sekali, karena dengan mudah dinikmati publik dengan harga cukup terjangkau, dan bersertifikasi halal,” kata Dubes Wahid.
Republik Tatarstan adalah salah satu negara bagian di Rusia yang mayoritas warganya beragama Islam. “Ada sekitar 25 juta umat Muslim di Rusia, artinya produk halal memiliki peluang yang besar,” lanjut mantan Dubes RI Abu Dhabi tersebut.
Miratullo bersama Ayrat dan seorang chef beberapa hari sebelumnya sempat menyambangi Moskow setelah mendengar adanya Indonesian Culinary Festival yang digelar oleh KBRI bersama jaringan restoran Grabli yang sangat populer di Moskow.
Dalam pertemuan dengan mereka, Dubes Wahidberjanji untuk mengirim seorang juru masak ke Kazan untuk memberi pelatihan kepada juru masak mereka.
“Rencananya kami akan buka beberapa cabang lagi di Tatarstan dan Insya Allah kami akan melebarkan sayap ke beberapa mall di Moskow juga,” kata Miratullo dengan nada optimis saat bertemu Dubes Wahid.
Meskipun belum secara resmi dibuka, rupanya restoran “Indo Food” sudah memiliki pelanggan setia yang sebagian besar adalah mahasiswa.
“Saya belum pernah ke Indonesia tapi saya suka masakannya karena kaya rasa,” kata Leisan, seorang mahasiswi di Kazan.
Bersama beberapa temannya sedang asyik menikmati mi goreng kesukaanya. Beberapa pelanggan lainnya tampak membeli mi goreng untuk dibawa pulang.
“Harga satu porsi mi goreng cukup murah, hanya 120 rubel (senilai Rp. 27 ribu),” kata Miratullo.
Beberapa menu masakan yang telah diuji coba dan akan segera menjadi menu utama antara lain nasi goreng, mi goreng, pisang goreng, jamur goreng, ayam goreng dan lainnya.
“Menu seperti bakso dan soto akan menyusul kemudian,” kata Muratullo yang mengaku sebagai penggemar bakso.