Kamis, 2 Oktober 2025

Polisi Malaysia Sudah Otopsi Jenazah Profesor Asal Palestina Yang Diduga Ditembak Mati Mossad

Menurut kepolisian, Korban Fadi Mohammad al-Batsh (35) merupakan dosen universitas yang berasal dari keluarga terkemuka Hamas di Gaza.

Editor: Adi Suhendi
AFP
Mahasiswa dari Profesor asal Palestina, Fadi Mohammad al-Batsh, yang tewas ditembak pada Sabtu (21/4/2018), saling berpelukan dan menangis satu sama lain di luar kompleks forensic Selayang Hospital di Kuala Lumpur, Malaysia. (AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Otopsi terhadap jasad profesor Palestina yang ditembak mati di Kuala Lumpur sudah dilakukan kepolisian Malaysia, Minggu (22/4/2018).

Menurut kepolisian, Korban Fadi Mohammad al-Batsh (35) merupakan dosen universitas yang berasal dari keluarga terkemuka Hamas di Gaza.

Ia ditembak mati di luar blok apartemennya pada Sabtu (21/4/2018) sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

Baca: Polisi Malaysia Rilis Sketsa Wajah Pelaku Pembunuhan Profesor Asal Palestina Di Kuala Lumpur

Ketika ditembak dua pelaku yang mengendarai sepeda motor, korban sedang berjalan dari apartemen bertingkat tinggi untuk menjalankan salat di masjid lokal di pinggiran Kuala Lumpur.

Dalam gelar perkara, polisi menunjukkan 14 peluru yang bersarang di tubuh korban.

Selain, itu ditunjukan pula beberapa peluru yang ditemukan di dinding.

Baca: Kemenlu China: 32 Orang Tewas Dalam Kecelakaan Bus di Korea Utara

Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menjelaskan Batsh adalah "seorang insinyur listrik dan seorang ahli membuat roket".

Dalam sebuah pernyataan dari jalur Gaza, keluarga korban mengatakan "kami menuduh Mossad berada di balik pembunuhan ini."

Hamas mengatakan Batsh merupakan seorang ilmuwan peneliti yang mengkhususkan diri dalam masalah energi.

Kepala polisi Malaysia Mohamad Fuzi Harun mengatakan sebuah satuan tugas telah dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan.

Baca: 11 Imigran Ilegal Tewas Di Perairan Libya Barat

Namun ia tidak akan berspekulasi mengenai motif atau apakah pembunuh asing yang terlibat.

Sketsa dari dua tersangka telah dirilis Kepolisian Malaysia berdasarkan keterangan para saksi.

Masih berdasarkan keterangan saksi, para pelaku tampak seperti orang dari Eropa.

"Tapi polisi tidak bisa mengkonfirmasi pada kenyataannya mereka itu dari Eropa atau tidak," katanya konferensi pers pada hari Minggu sore.

Baca: 1.154 WNI Jadi Korban Perdagangan Orang ke Timur Tengah

Ketika ditanya apakah ada bukti keterlibatan pihak asing dalam pembunuhan, dia berkata, "masih terlalu dini untuk menyimpulkan demikian."

"Kami ingin memastikan secara lengkap semua buktinya. Kami masih menyelidiki motif. Saya mendorong semua pihak untuk tidak membuat kesimpulan sendiri. "

Berdasarkan rekaman CCTV menunjukkan dua pelaku menunggu sekitar 20 menit sebelum sang dosen muncul dari kondominium.

"Dua puluh tembakan dilesakkan oleh tersangka," ujar Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi kepada wartawan.

Namun ia menambahkan, hanya 14 peluru yang ditemukan bersarang di tubuh korban.

"Sketsa tersangka didasarkan pada deskripsi oleh saksi-saksi," kata kepala polisi.

Ia menggambarkan mereka, pada pelaku berkulit putih, tingginya sekitar 180cm dan wajah berciri Eropa atau Timur Tengah.

Kedua tersangka diyakini untuk naik sepeda motor BMW GS atau Kawasaki Versys.

Pihak berwenang tidak yakin apakah para pelaku masih berada di Malaysia.

"Kami tidak dapat memastikan apakah mereka sudah di luar negeri atau belum. Kami tidak memiliki informasi apapun selain sketsa wajah," kata kepala polisi.

Kerabat Profesor telah menuding badan mata-mata (intelijen) Mossad Israel berada di balik kasus pembunuhan sanak mereka.

Namun Kementerian Pertahanan Israel pada Minggu (22/4/2018) menolak klaim bahwa Mossad berada di balik pembunuhan seorang ilmuwan Palestina di Malaysia.(AFP/Channel News Asia)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved