Selasa, 7 Oktober 2025

Para seniman Korea Selatan yang diculik Korea Utara untuk propaganda politik

Korea Utara ternyata sudah beberapa kali berupaya menculik orang-orang terkemuka dari Korea Selatan, mulai dari aktris, sutradara, pianis, maupun

Wafatnya Choi Eun-Hee pada usia 92 tahun pada awal pekan ini memunculkan pertanyaan apakah dia merupakan satu-satunya bintang Korea Selatan yang pernah diculik Korut?

Choi Eun-Hee, yang dijuluki 'ratu' film Korea pada masa 1950-an hingga 1970-an, diculik bersama mantan suaminya, sutradara Shin Sang-Ok, oleh Korea Utara pada akhir 1970-an.

Pemimpin Korea Utara saat itu, Kim Jong-il (ayah dari pemimpin Kim Jong-un), mengharapkan pasangan itu bisa meningkatkan pamor film Korut di panggung internasional.

Mereka berdua kemudian menikah kembali di Korea Utara dan berhasil melarikan diri dengan mencari suaka di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Wina, Austria, saat mempromosikan filmya.

Tapi siapa saja orang-orang terkemuka Korea Selatan yang pernah diculik Korea Utara sejak Perang Korea tahun 1950?

1. Jeong Soon-Cheol, Penggubah 'Graduation Song'

"Saya memberikan serangkai bunga untuk saudara perempuan saya yang lulus diploma yang cemerlang," begitulah cuplikan dari lagu Graduation Song, yang populer di Korea Selatan maupun Utara.

Penggubahnya, Jeong Soon-Cheol, lahir di Okcheon -sekitar 150km dari Seoul- yang menaruh minat pada pendidikan anak dan menerbitkan majalah 'Eorini' atau Anak tahun 1923 serta mempopulerkan beberapa lagu anak.

Tahun 1946, setahun setelah pasukan Sekutu membebaskan Semenanjung Korea dari pendudukan Jepang, Jeong menggubah Graduation Son, yang menyentuh hati rakyat Korea karena tidak ada lagu wisuda perguruan tinggi dalam Bahasa Korea.

Dia kemudian diculik oleh tentara Korea Utara yang mundur tahun 1950 dan sejak saat itu keberadaannya tidak pernah diketahui -bahkan tidak bisa dipastikan apakah dia masih hidup atau tidak.

2. Lee Gil-Yong, wartawan yang menghapus bendera Jepang

Lee Gil-Yong adalah wartawan olahraga di Donga Ilbo pada masa pendudukan Jepang di Korea. Dia menjadi terkenal karena menghapus bendera Jepang ketika Son Gi-Jeong meraih medali emas maraton di Olimpade Berlin tahun 1936.

Masa itu, Son -sebagai rakyat Korea- resmi bertanding di bawah delegasi Jepang jadi harus mengenakan bendera Jepang dan lagu kebangsaan Jepang pula yang diperdengarkan saat dia menerima medali emas,

Itulah sebabnya Son menundukkan kepala dalam upacara penerimaan medali.

Lee Gil-Yong bersama Lee Sang-Beom -yang merupakan seniman merangkap wartawan seni- menghapus bendera Jepang dari bagian dada kaus Son.

Tindakan itu menyebabkan Lee Gil-Yong ditangkap polisi Jepang dan disiksa berat selain dipaksa untuk pensiun dari dunia jurnalistik.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved