Kamis, 2 Oktober 2025

20 Pekerja Migran Myanmar Tewas Terpanggang di Dalam Bus di Thailand

Dua puluh pekerja migran dari Myanmar tewas setelah bus yang membawa mereka terbakar di Barat Laut Thailand, Jumat (30/3/2018) pagi.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Ilustrasi jenazah. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Dua puluh pekerja migran dari Myanmar tewas setelah bus yang membawa mereka terbakar di Barat Laut Thailand, Jumat (30/3/2018) pagi.

Dikutip dari laman New York Times, polisi mengatakan bahwa para pekerja tersebut sedang melakukan perjalanan ke distrik pabrik dekat Bangkok.

Baca: Larangan Penjualan Alkohol Dicabut, Pub di Irlandia Dulang Untung Saat Perayaan Paskah

Ketika melintas di provinsi Tak, api melalap bus carteran mereka sekira pukul 01.30 pagi waktu setempat.

Juru Bicara Polisi Kerajaan Thailand, Kolonel Krissana Pattanacharoen menyampaikan bahwa penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui.

Baca: Polisi Kamboja Tetapkan Pria AS Suami Enen Cahyati Sebagai Tersangka Pembunuhan

Pihak berwenang pun berencana untuk mewawancarai pengemudi bus yang selamat dari kebakaran itu.

Ia menambahkan, bus nahas tersebut membawa 47 orang, 27 diantaranya hanya mengalami luka ringan.

Sedangkan 20 orang lainnya tewas terpanggang dalam bus bertingkat yang hanya menyisakan rangka yang hangus di tepi jalan.

"Kami mencoba mengidentifikasi mayat-mayat itu dan juga mencoba menghubungi Konsulat Myanmar untuk mengidentifikasi mayat-mayat itu," kata Kolonel Krissana.

Pekerja yang tewas itu, katanya, merupakan penganut Buddha sehingga jenazah mereka harus segera diurus untuk menjalani prosesi keagamaan.

Baca: PKB Akan 100 Persen Puas Kepada Jokowi Bila Gandeng Cak Imin Dalam Pilpres 2019

"Mereka adalah penganut Buddha, jadi kami harus mengirim mereka kembali ke kampung halaman mereka untuk upacara keagamaan di sana," jelas Krissana.

Sebelum pemerintah militer Thailand memberlakukan Undang-undang yang keras tentang pekerja migran pada Juni lalu, negara tersebut memang memiliki banyak pekerja migran ilegal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved