Selasa, 30 September 2025

Bamsoet Dorong IPU Dukung Indonesia jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB

Terkait hal itu, Bamsoet sapaanya mendorong supaya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Istimewa
bambang Soesatyo dan rombongan saat di Inters Parliamentary Union, Jenewa, Swiss 

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menyoroti isu kemanusiaan, ilegal fishing hingga terorisme di Sidang The Inters Parliamentary Union (IPU) ke-138 di Geneva, Switzerland, Sabtu (24/3/2018).

Terkait hal itu, Bamsoet sapaanya mendorong supaya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Argentina, Turki, Vietnam, Sudan serta Delegasi Asean+3, politikus Golkar ini menekankan pentingnya peningkatan kerjasama antar parlemen dan pemerintahan dalam tatanan global yang lebih baik.

Bamsoet juga meminta anggota IPU memberikan dukungan terhadap pencalonan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamaman Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) pada 2019-2020.

Poin penting yang dibahas dalam pertemuan ini difokuskan membahas perlindungan untuk pengungsi dan migrasi internasional.

Dalam pertemuan tersebut Bamsoet juga menanggapi keinginan Ketua Parlemen Argentina Federico Pinedo agar Argentina untuk menjadi pihak pada TAC-Asean.

"Indonesia secara sungguh-sungguh akan menggalang dukungan dari negara-negara Asean untuk Argentina," kata Bamsoet melalui pesan singkat kepada wartawan, Minggu (25/3/2018).

Menurutnya, isu lain yang menjadi diskusi hangat dalam pertemuan bilateral itu antara lain, penanggulangan terorisme, kejahatan kemanusiaan dan pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Indonesia dipastikannya terus mendesak pemerintah Myanmar untuk menciptakan stabilitas dan menghentikan kekerasan di Rukhine.

"Bahkan Indonesia mendorong Myanmar melaksanakan rekomendasi Komisi Kofi Annan," kata Bamsoet.

Khusus terhadap Ketua Parlemen Vietnam Nguyen Thi Kim Nga, Bamsoet meminta Vietnam bisa bekerjasa dalam pemberantasan ilegal fishing.

Tak hanya itu, hubungan bilateral melalui kerjasama di bidang otomitif diharapkannya dapat meningkatkan target nilai perdagangan Indonesia-Vietnam dari US$ 5 milyar pada tahun 2015 menjadi US$ 10 miliar pada tahun 2018.

Sementara kepada Ketua Parlemen Turki Ismail Kahraman yang merupakan salah satu orang terkuat di Turki, Bamsoet mengajak agar Turki dan Indonesia terus bekerjasama dalam mengatasi krisis Rohingya khususnya di forum OKI.

Ajakan itu disambut baik okeh Kahraman, mengingat Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan Turki sebagai salah satu negara Muslim demokratis yang paling berpengaruh di dunia, dapat saling bersinergi sebagai focal point dunia Islam dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan seperti yang terjadi di Palestina dan Rohingya.

"Ada 1,7 miliar penduduk muslim di seluruh dunia, dan sekitar 200 juta nya ada di Indonesia," kata Bamsoet menyampaikan pesan Kahraman.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan