Mantan Bos Yakuza Jepang Cari Penerbit Buku Berbahasa Indonesia
Mantan pimpinan Yakuza afiliasi Yamaguchigumi, Sugawara Ushio (53) sedang mencari penerbit Indonesia yang mau menerbitkan buku mafia Jepang.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan pimpinan Yakuza afiliasi Yamaguchigumi, Sugawara Ushio (53) sekaligus bos Watanabe gumi dan salah satu pimpinan Sato gumi sedang mencari penerbit Indonesia yang mau menerbitkan buku mafia Jepang (yakuza) ke dalam Bahasa Indonesia.
"Kalau ada penerbit Indonesia yang tertarik menerbitkan buku saya ya silakan saja saya nantikan," kata Ushio kepada Tribunnews.com, Minggu (18/3/2018).
Sugawara yang juga berencana ke Jakarta pada bulan April mendatang akan memberikan ceramahnya mengenai Yakuza dan kegiatannya.
Karena seminar ini cukup langka dan sensitif, bagi yang tertarik hadir silakan email: [email protected] dengan subjek: Seminar Yakuza.
"Saat saya di Jakarta ya kita coba bicara dengan penerbit yang memang serius untuk menerbitkan buku yakuza saya tersebut," tambahnya.
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas Tanpa Busana, Wakil Ketua PPP Jombang Pamit Temui Seseorang di Desa Blimbing
Bagi penerbit yang serius juga dapat mengirimkan email ke : [email protected] dengan Subject: Penerbitan Buku Yakuza.
Setelah melepaskan diri dari organisasi yakuza, Sugawara telah menerbitkan empat buku yakuza yang bertema ekonomi dan berbagai hal.
Buku-buku terbitannya menjadi sangat populer di Jepang saat ini terutama bagi berbagai pihak yang tertarik akan dunia hitam yang dilakukan para anggota sindikat kejahatan di Jepang yang resmi diakui dan berdiri di Jepang oleh pihak otoritas setempat.
Baca: Pengendara Mobil yang Kabur Ditangkap Warga Usai Tabrak Korbannya Hingga Tewas
Kehadirannya di masyarakat umum juga banyak diliput media massa Jepang sehingga Sugawara jadi sangat sibuk tampil di berbagai TV Jepang dan radio di Jepang.
"Rasa ingin tahu masyarakat Jepang sampai kini masih sangat besar kepada yakuza dan sebenarnya yakuza pun merupakan orang biasa. Namun anak muda yakuza kini banyak yang tidak sabaran dan melakukan kekerasan yang di luar batas. Sehingga merusak citra yakuza sebagai Bushido atau jiwa ksatria seperti juga samurai," kata dia.