Warga Jepang Tuntut Apple Ganti Rugi Ponsel iPhone
Akhir tahun lalu warga Jepang diramaikan dengan perbuatan Apple yang programnya dalam iPhone baru ternyata sangat membuat lemah kekuatan baterai.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Akhir tahun lalu warga Jepang diramaikan dengan perbuatan Apple yang programnya dalam iPhone baru ternyata sangat membuat lemah kekuatan baterai.
Pihak Apple akhirnya mengakui kesalahannya tersebut pada tanggal 28 Desember 2017.
"Apple akhirnya mengakui kesalahannya, kita ingin uang dikembalikan semua, ini jelas merugikan warga Jepang," ungkap seorang pecinta Apple iPhone kepada Tribunnews.com, Selasa (2/1/2018).
Awal kasus ketika Stefan Bogdanovich dan Dakota Speas mengajukan gugatan class Action di California terhadap Apple Inc.
Mereka mengklaim bahwa Apple tidak pernah meminta izin dari mereka untuk "memperlambat iPhone mereka." Kedua penggugat adalah pemilik iPhone 7.
Baca: Tenggelam Seminggu Lalu di Pantai Baron, Jasad Ilham Ditemukan di Malang
Kedua orang tersebut juga mengklaim kerugian dari Apple karena mereka mengatakan tindakan perusahaan tersebut menyebabkan mereka menderita "kerugian ekonomi dan kerugian lainnya yang menjadi hak mereka atas kompensasi."
Apple mengatakan bahwa tujuan dalam melakukannya adalah untuk tidak memaksa pengguna untuk meningkatkan versi ponsel mereka tapi untuk menghindari shutdown yang tidak terduga.
"Baterai lithium-ion menjadi kurang mampu memasok permintaan arus puncak saat berada dalam kondisi dingin, ketika memiliki muatan baterai rendah atau seiring bertambahnya usia, yang dapat mengakibatkan perangkat secara tidak terduga menutup turun untuk melindungi komponen elektroniknya," begitu penjelasan Apple.
Namun niat baik, taktik perusahaan kini menghasilkan dua gugatan class action.
Yang pertama, diajukan oleh pengguna iPhone Stefan Bogdanovich dan Dakota Speas di California, mengklaim bahwa memperlambat ponsel menyebabkan pengguna menderita.
Kedua pelanggan tersebut mengklaim bahwa mereka "mengalami gangguan terhadap penggunaan iPhone mereka karena kemunduran yang disengaja."
Baca: Korban Tewas Kapal Terbalik Bertambah Jadi 8 Orang
Tuntutan lain diajukan pada hari Kamis oleh lima pelanggan dari Illinois, Ohio, North Carolina, dan Indiana, yang memiliki model iPhone mulai dari iPhone 5 sampai iPhone 7.
Tuntutan yang terakhir ini menuduh Apple melakukan praktik "menipu, tidak bermoral, dan tidak etis" dan mengklaim pembaruan iOS Apple "dengan sengaja memperlambat atau 'menurunkan kecepatan kinerja' iPhone.
Karena pengakuan Apple membenarkan adanya program di dalam sistem yang baru, beberapa warga Jepang kini mulai menyusun strategi melakukan tuntutan juga karena dianggap merugikan konsumen, melanggar UU Perlindungan Konsumen, dan bahkan tidak sedikit yang "berteriak" untuk meminta kembali uangnya dari iPhone Apple.
Selama ini Apple dari rumor berkembang berkeinginan mengganti atau melakukan penarikan mundur ponselnya dan diganti yang baru.
Namun komunitas pengguna Apple Jepang banyak yang meminta uang kembali ketimbang dapat penggantian barang karena sangat kecewa dianggap Apple melakukan kebohongan selama ini.
"Kami sudah duga ada sistem tersembunyi dari Apple dalam sistemnya untuk memperlambat ponsel kami ini atau melemahkan ponsel kami ini agar segera membeli menggantinya dengan ponsel yang lebih baru," tuduhan seorang pengguna Apple lainnya kepada Tribunnews.com.
Kepercayaan pengguna Apple di Jepang kini semakin dipertanyakan karena adanya kasus ini yang akan menjadi kasus besar di Jepang dalam tahun ini.