Pria di Pakistan yang Ngaku Punya Indera Ke-6 Ramalkan Tsunami Dahsyat Bakal Hantam Asia
Seorang pria dari pakistan yang mengklaim dirinya memiliki "indera keenam" mengirim sebuah surat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria dari pakistan yang mengklaim dirinya memiliki "indera keenam" mengirim sebuah surat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi.
Pria itu memprediksi sebuah tsunami dahsyat akan terjadi pada akhir 2017.
Baca: Netizen Heran Karier Marsekal Hadi Melejit Hanya dalam Waktu 3 Tahun, karena Dekat Jokowi?
Menurut Express, Senin 6 November 2017, dalam surat yang ia dikirim pada bulan September, pria bernama Babu Kalayil tersebut memperingatkan gempa dahsyat dapat mengguncang Samudera Hindia pada bulan Desember.
Gempa itu disebut-sebut akan memicu tsunami besar dan juga mempengaruhi tujuh negara di Asia, termasuk Pakistan, India dan Indonesia.
Baca: Jenderal Gatot Baru Akan Pensiun Maret 2018, Apa Alasan Jokowi Ganti Panglima TNI?
Sementara media massa di India mungkin menertawakan peringatannya, nampaknya pemerintah Pakistan tidak memandang ringan surat peringatan itu.
Berkaitan dengan hal tersebut, para pejabat telah memulai persiapan untuk menghadapi potensi bencana alam itu.
"Di Samudra Hindia akan ada gempa yang terjadi sebelum 31 Desember 2017.
Gempa yang kuat ini bisa tersebar ke seluruh pesisir kawasan kontinental Asia. Apalagi efek ini bahkan akan menggantikan batas pantai laut," tulis Kalayil dalam suratnya.
Surat tersebut kemudian memperingatkan bahwa 11 negara Asia dapat terkena dampak gempa tersebut, termasuk China, India, Jepang, Nepal, Indonesia dan Afghanistan.
Sekarang, surat lain tengah diributkan di media sosial.
Surat yang dibuat Otoritas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Gempa (ERRA) Pakistan dan ditandatangani wakil ketua, dituduh telah memerintahkan prosedur operasi standar (SOP) mengenai penanganaan masalah tersebut segera dipersiapkan.
Surat itu keluar akibat akibat surat peringatan pria dengan 'indera keenam' itu.
Surat kedua dari ERRA tampaknya menunjukkan bahwa prediksi absurd telah dianggap serius oleh pejabat di Pakistan.