Pertama Kali, Melayat Drive-Thru Hanya dari Dalam Mobil di Jepang
Ada seragam hitam tersendiri yang harus dipakai pelayat dan dapat dibeli di berbagai corner Soshiki
Saat tiba di tempat Soshiki, kaca jendela mobil kita buka, lalu pencet tombol di kiri, memberitahukan kita hadir, kamera aktif, dan akan muncul gambar wajah kita di layar yang ada di lokasi dekat peti mati orang yang meninggal di mana semua orang berkumpul.
Orang yang duduk berkumpul mengeliling peti mati itu akan melihat siapa yang datang lewat layar tersebut.
Kemudian kita pencet tombol yang di kanan yaitu menyalakan sengko (incense) atau Dupa, dan dupa akan terbakar otomatis ikut mengharumi sekitar lokasi.
Setelah dupa terbakar (ini juga bisa dibantu petugas Soshiki) untuk membantu menyalakan dupa apabila dibutuhkan, karena sudah tahu ada yang datang lewat Drive-Thru, barulah kita mulai berdoa khusuk terakhir kali buat arwan teman sahabat keluarga kita itu masih dari dalam mobil.
Usai berdoa kita boleh meninggalkan tempat itu dan mobil di belakang akan maju ke tempat kita tadi dan melakukan hal serupa. Di pintu ke luar sebelum ke luar dari lokasi Soshiki tersbeut akan ada petugas memberikan sesuatu ucapan terima kasih telah datang dan memberikan penghormatan terakhir bagi arwah yang meninggal. Kita pun bisa memberikan misalnya uang duka, kepada petugas Soshiki yang bersangkutan.
Jadi kalau selama ini misalnya sebuah tempat penjualan hamburger menyediakan tempat loket untuk Drive-Thru, kini giliran melayat orang meninggal bisa dilakukan pula di Jepang dengan cara Drive-thru. Pertama kali dilakukan di Jepang mulai tahun 2017 ini. Namun ide Drive-Thru ini sudah ada sebenarnya sejak tahun 2014, jelasnya lagi lebih lanjut.
Bagaimana tanggapan banyak orang mengenai ide ini?
"Ya seperti kita ketahui Jepang bukan negara beragama seperti Islam atau Kristin. Kalau Budha ya mungkin masih ada, tetapi pada hakekatnya yang penting penghormatan dengan hati yang bersih dan baik kepada arwah yang meninggal dan itu kita lakukan dengan yang terbaik bagi semuanya. Selama ini tak ada yang menentangnya. Kita lihat saja nanti pada pelaksanaan, kalau pun ada kekurangan akan kita perbaiki sedikit demi sedikit karena ini memang baru pertama kali dilakukan di Jepang."