Di Balik Pembantaian Rohingya, Ada Israel Pasok Senjata ke Myanmar
Lebih dari 100 tank dan alat persenjataan lainnya yang digunakan oleh polisi perbatasan Myanmar diperoleh dari Israel.
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Dibalik berlanjutnya pembantaian warga Rohingya, ada Pemerintah Israel yang terus memasok senjata ke Myanmar.
Lebih dari 100 tank dan alat persenjataan lainnya yang digunakan oleh polisi perbatasan Myanmar diperoleh dari Israel.
Menurut sejumlah kelompok aktivis HAM dan pejabat pemerintahan Myanmar, ada beberapa perusahaan senjata Israel yang memasok senjata untuk rezim Myanmar.
Termasuk di antaranya Tar Ideal, yang dikatakan terlibat dalam pelatihan pasukan khusus Myanmar yang kini ditugaskan di Rakhine.
Rakhine merupakan daerah di mana aksi kekerasan terhadap warga Rohingya terjadi.
Atas pemasokan persenjataan yang terus berlanjut itu, sejumlah aktivis melayangkan petisi yang mendesak Pemerintah Israel untuk menghentikan ekspor persenjataan ke Myanmar.
Pengacara yang mengadakan petisi itu, Eitay Mack, mengatakan bahwa memang Israel tidak punya kendali atas senjata yang diekspornya.
"Apa yang terjadi pada senjata-senjata yang dikirim ke Myanmar itu memang sudah di luar kendali Israel," ucap Mack, seorang pengacara HAM asal Tel Aviv, Israel.
"Namun dari apa yang kami lihat di situs resmi Tal Ideal, kami mendapati ternyata perusahaan itu juga mempersenjatai dan melatih pasukan Myanmar yang bertugas di Rakhine," katanya.
Petisi tersebut sudah diajukan sejak Januari, menyusul kunjungan pejabat-pejabat Israel ke Myanmar untuk membahas kerja sama persenjataan.
September ini, petisi itu akan diperdengarkan di Pengadilan Tinggi Israel.
Baca: Arif Wibowo Dicecar Soal Pergantian Ketua Komisi II DPR Saat Proyek e-KTP
Sebelumnya pada Maret, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman sudah merespons petisi tersebut dan mengatakan bahwa pengadilan tidak memiliki yurisdiksi atas isu tersebut.
Sang menteri juga mengklaim bahwa penjualan persenjataan kepada Myanmar "jelas merupakan urusan diplomatik".
AS dan Uni Eropa sudah lebih dahulu memberlakukan pembatasan ekspor persenjataan ke Myanmar.
Tak hanya Israel, AS, dan Uni Eropa, sejumlah peneliti juga menemukan bahwa pasokan persenjataan militer Myanmar pun datang dari Inggris dan Korea Utara. (Middle East Eye/Dhaka Tribune)