Warga Jepang Banyak Meninggal Dunia di Usia Muda Karena Gila Kerja
Dari teman-teman Naoya, Michiyo baru mengetahui bahwa putranya itu bekerja terus-terusan tanpa istirahat.
Awal tahun ini, pemerintah mengusulkan batasan lembur selama 60 jam per bulan, meski perusahaan-perusahaan diizinkan memperpanjang sampai 100 jam dalam 'periode sibuk'.
Mengorbankan kesejahteraan
Sejumlah kritikus menilai pemerintah memprioritaskan kepentingan bisnis dan ekonomi dengan mengorbankan kesejahteraan karyawan.
"Rakyat Jepang mengandalkan pemerintah, tapi mereka dikhianati," kata Koji Morioka, seorang akademisi yang meneliti fenomena karoshi selama 30 tahun.
Sampai pemerintah benar-benar bertindak, jumlah karyawan muda yang meninggal dunia akibat terlalu lama bekerja bertambah dan kelompok penyokong keluarga korban terus mendapatkan anggota baru.
Michiyo Nishigaki, yang kehilangan putra semata wayangnya, Naoya, mengatakan negara sedang membunuh para karyawan yang seharusnya dihargai.
"Perusahaan-perusahaan hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek. Putra saya dan pekerja muda lainnya tidak membenci bekerja, mereka mampu dan mereka ingin bekerja dengan baik."