Senin, 6 Oktober 2025

Umat Lintas Agama Filipina Gelar Doa Bersama Untuk Konflik di Marawi

Umat lintas agama di Filipina menggelar doa bersama untuk mendoakan konflik senjata di Marawi, Filipina.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
AP
Puluhan ribu penduduk harus mengungsi dari kota Marawi. Mereka tengah bersiap-siap untuk menerima bantuan makanan dan alas tidur dari Komite Internasional Palang Merah di pusat evakuasi di Saguiaran township dekat kota Marawi, di Provinsi Lanao del Sur, Filipina Selatan, Minggu (28/5/2017). (AP) 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania

TRIBUNNEWS.COM, CAGAYAN DE ORO - Umat lintas agama di Filipina menggelar doa bersama untuk mendoakan konflik senjata di Marawi, Filipina.

Sekelompok warga muslim dan nasrani berkumpul di Cagayan de Oro, Filipina, Sabtu (3/6/2017) untuk melakukan doa bersama.

Sebuah doa umum dibagikan kepada setiap orang yang berpartisipasi.

Doa sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan bahasa lokal Filipina.

Doa umum tersebut kemudian diucapkan bersama oleh umat muslim dan nasrani yang ikut serta dalam doa bersama itu.

Mgr Rey Monsanto, seorang vikaris dari Keuskupan Cagayan de Oro, mengatakan bahwa doa tersebut bukan hanya mendoakan perdamaian atas konflik tersebut.

Doa tersebut juga mengharapkan agar tiap individu di dunia ini dapat menjadi pelaku atau saluran damai.

"Kami membuat sebuah doa umum yang dapat diikuti oleh umat lintas agama dan doa itu dibuat singkat karena hanya menyebutkan apa yang kami benar-benar harapkan," jelas Rey Monsanto.

Baca: Duterte Gelar Sayembara Tangkap Hapilon Rp 2,6 Miliar dan Rp 1,3 Miliar Untuk Pimpinan Maute

Sedangkan, Ketua Asosiasi Muslim Oro, Mohamad Gondarangin, mendesak pemerintah agar segera mengakhiri serangan pasukannya di Marawi.

Menurut Mohamad Gondarangin, serangan udara yang dilakukan di Marawi hanya menghancurkan rumah warga, bukan menyerang teroris yang menyerbu kota itu.

"Kami sudah kehilangan banyak, kami tak bisa lagi kehilangan semua yang kami tinggal di kota kami," ucap Mohamad Gondarangin.

Menurut laporan pejabat militer setempat, setidaknya korban tewas akibat konflik senjata di Marawi sudah mencapai 175 orang.

Di antara yang tewas selama 10 hari konflik senjata itu termasuk 120 militan Maute, 36 tentara pemerintah, dan 19 warga sipil.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved