Seorang Dosen Jadi Korban Teror di London
Seorang korban serangan di London adalah seorang ibu berusia 43 tahun bernama Asyha Frade.
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Seorang korban serangan di London adalah seorang ibu berusia 43 tahun bernama Asyha Frade.
Baca: Serangan Teroris di London, Korban Bergeletakan di Jembatan
Portal berita Mirror mewartakan, wanita itu diyakini meninggal dunia saat hendak menjemput anak-anaknya berusia delapan dan 11 tahun dari sekolah.
Korban bernama Asyha Frade merupakan pengajar (dosen) bahasa Spanyol di sebuah perguruan tinggi di dekat lokasi penyerangan yaitu DLD College London. Keluarga dari wanita itu berasal dari Betanzos, dekat Kota Galician, La Coruna, Spanyol.
Saudaranya mendapat panggilan telepon dari London, mengabari tentang dokumen yang ditemukan di Jembatan Westminster. Sejam kemudian, kematiannya dilaporkan telah terkonfirmasi.
Asyha Frade berpaspor Inggris sehingga Kedutaan Besar Spanyol awalnya mengatakan tidak ada korban dari negara mereka. Namun kemudian diumumkan seorang korban di antaranya adalah wanita asal Spanyol.
Untuk mengungkap lebih dalam aksi terorisme di kawasan Jembatan Westminster dan gedung parlemen, Kepolisian Inggris menggerebek sebuah rumah di Kota Birmingham, Kamis (23/3). Dalam penggerebakan itu tujuh orang ditangkap.
"Kami sudah menggeledah enam rumah dan melakukan tujuh penangkapan," ujar petugas Antiteror Inggris Mark Rowley.
Menurutnya, penangkapan dilakukan setelah dilakukan kegiatan kepolisian di London, Birmingham, dan di tempat lain.
Lokasi serangan di luar gedung Parlemen Inggris hanya beberapa meter dari peristiwa bom mobil pada 1979. Srangan tersebut menewaskan mantan Sekretaris Bayangan Irlandia Utara Airey Neave, yang saat itu tengah berkendara dari Istana Westminster.
Neave yang berusia 63 tahun tak sadarkan diri saat ditarik dari reruntuhan dan meninggal di Rumah Sakit Westminster satu jam berselang. Tentara Kebebasan Nasional Irlandia (Irish National Liberation Army) mengaku bertanggungjawab atas serangan itu.
Dua bulan setelah kematian Neave, Margaret Thatcher meraih kekuasaan menjadi wanita pertama sebagai Pperdana Menteri Inggris.
"Dia adalah seorang pejuang kemerdekaan. Berani dan gigih," kata Thatcher sebagai penghormatan untuk Neave. (rtr/dailymail/tribun network)