Duh, Depresi Ekonomi Terburuk Melanda Brasil
ekonomi Brasil sudah terkontraksi selama delapan kuartal beruntun dan menjadi rekor penurunan dengan periode terlama yang dialami negara itu.
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA - Perekonomian Brasil terjungkal semakin dalam ke resesi terburuk sepanjang sejarah. Ekonomi negara Amerika Latin itu terkontraksi 3,6% di 2016.
Alhasil, tekanan terhadap pemerintah untuk segera menstimulasi pertumbuhan semakin meningkat.
Data yang dirilis pemerintah Brasil menunjukkan, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut turun 0,9% pada kuartal akhir tahun lalu.
Dengan demikian, ekonomi Brasil sudah terkontraksi selama delapan kuartal beruntun dan menjadi rekor penurunan dengan periode terlama yang dialami negara itu.
Jika dikalkulasikan, perekonomian Brasil saat ini 8 persen lebih kecil dari posisi Desember 2014.
Berdasarkan data yang dirilis IBGE (badan yang bertanggungjawab dalam merekap data ekonomi Brasil), anjloknya ekonomi Brasil dalam dua tahun terakhir memukul hampir seluruh sektor.
Hal itu menyebabkan tingkat pengangguran Brasil melonjak ke posisi 12,6 persen.
Saat ini, jumlah pengangguran Brasil mencapai 12,9 juta lebih.
Padahal, Brasil dulunya adalah salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat dunia dan berada di posisi 'B' untuk negara-negara BRICS.
Di sisi lain, gencarnya aksi korupsi, guncangan politik, dan mismanagement ekonomi menyebabkan ekonomi Brasil tergelincir ke zona negatif.
Untuk mendongkrak kembali pertumbuhan ekonominya, pemerintah Brasilsudah menyiapkan sejumlah strategi.
Salah satunya, dalam waktu dekat Brasilakan mengumumkan rencananya untuk memperluas Investment Partnership Programme (PPI) untuk mendorong perusahaan swasta.
Diprediksi, ekspansi ini akan membawa masuk investasi senilai 45 miliar real atau US$ 14,4 miliar dan menciptakan lebih dari 200.000 lapangan kerja.
"Kita harus melakukan hal ini secepatnya, karena kita harus segera menangani angka pengangguran yang tinggi," jelas Presiden Brasil Michel Temer.
Tak hanya itu, Brasil juga harus menghadapi tingginya inflasi, yang mendaki nyaris 11 persen pada awal 2016. Ini merupakan level inflasi tertinggi dalam satu dekade terakhir.