Presiden Baru Amerika
Trump Perintahkan Audit di Kementerian Pertahanan, Program Jet F-35 Jadi Sasaran Pertama
Menhan AS akan mencari dengan sejumlah alternatif pesawat lain, seperti proposal F-18 Advanced Super Hornet (AHS) yang ditawarkan oleh Boeing
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Menepati janji kampanyenya untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap program pertahanan yang tak terkontrol, Presiden Trump melalui Menteri Pertahanan James Mattis akan melakukan review atas program F-35.
Selanjutnya, Menhan AS akan mencari dengan sejumlah alternatif pesawat lain, seperti proposal F-18 Advanced Super Hornet (AHS) yang ditawarkan oleh Boeing dan jelas lebih murah.
F-35 sendiri terus jadi sorotan karena lambannya pengembangan peranti lunak yang dibutuhkan untuk membuat F-35 menjadi pesawat tempur multiperan dan terus membengkaknya biaya pengembangannya.
Untuk melakukan review tersebut, Menhan James Mattis menugaskan Deputinya, Bob Work untuk mengawasi seluruh proses review.
Ia akan membandingkan antara F-35C dan kemampuan operasional F/A-18 E/F.
Tujuan dari review adalah untuk mengurangi biaya program F-35 sembari memenuhi seluruh tuntutan spesifikasi yang dijanjikan oleh Lockheed Martin.
Review juga melihat apakah pengembangan F-18 Advanced Super Hornet yang ditawarkan Boeing dapat diimplementasikan untuk menyediakan alternatif pesawat tempur yang kompetitif dan berbiaya efektif.
AL AS yang menghadapi problem menyusutnya anggaran dan ancaman kekurangan kapal, jelas berupaya mempertahankan F-35C yang mereka butuhkan.
Seperti diketahui, AL AS sendiri mengembangkan konsep doktrin NIFCCA (Naval Integrated Fire Control-Counter Air).
Dalam doktrin yang memvisikan kemampuan pertempuran dalam jaringan manajemen pertempuran tersebut, F-35 akan didapuk sebagai hub yang menghubungkan berbagai platform milik AL AS, termasuk menyediakan data target dan juga kemampuan memandu rudal seperti SM-6 Standard ke sasarannya.
F-35 dengan fusi sensor MADL (Mid Air Data Link) memungkinkannya terhubung tidak hanya ke F-35 lain, tetapi juga ke pesawat AWACS seperti E-2D dan seluruh kapal kombatan permukaan AL AS.
Dengan kemampuannya untuk bergerak lincah, F-35C tentu dianggap punya kemampuan bertahan dan bahkan beradu dengan ancaman yang lebih baik dibandingkan dengan E-2D.
AL AS sudah menguji F-35C dan kemampuan NIFCCA beberapa kali, termasuk uji operasional di White Sands Missile Range, New Mexico.
F-18 Advanced Super Hornet sendiri merupakan program peningkatan kemampuan berbasis F/A-18E/F yang ditawarkan oleh Boeing.
Sejumlah penyempurnaan yang hendak ditawarkan adalah pemasangan CFT (Conformal Fuel Tank) atau tangki bahan bakar di punggung Super Hornet dengan kapasitas 3.500 pon bahan bakar sehingga menambah jarak terbang sampai 250 km.