Wanita Ini Hamil Lagi Padahal Sedang Hamil, Kok Bisa? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Hampir setahun yang lalu, seorang wanita di Australia memiliki dua bayi perempuan pada hari yang sama-tapi mereka tidak kembar.
"Superfetation begitu langka yang hanya ada segelintir kasus yang terdokumentasi," katanya.
Secara teoritis, superfetation mungkin terjadi, setidaknya sampai rahim "menutup" setelah telur dan sperma bersatu, yang biasanya terjadi 10 hari sejak kehamilan kehamilan terdahulu, kata Michael Cackovic, MD, dokter kebidanan dan kandungkan di Ohio State University Wexner Medical Center.
Sherry Ross, MD, dokter kebidanan dan kandungan dan ahli kesehatan wanita di California Providence Saint John, mengatakan bahwa kondisi ini "kurang dipahami dan agak mistis untuk komunitas medis".
Namun, dia menambahkan, bukan berarti itu tidak memungkinkan. Beberapa fenomena medis tidak bisa kami jelaskan dengan alasan atau logika apa pun.
Ada beberapa alasan mengapa superfetation begitu tidak mungkin.
Pertama-tama, setelah hamil, tubuh Anda seharusnya menghentikan ovulasi. Itu berarti tidak boleh ada telur kedua (kecuali keduanya dirilis secara bersamaan, seperti pada kembar fraternal).
Bahkan jika Anda tidak hamil, ovulasi hanya terjadi setiap 28 hari.
Plus, fakta bahwa Hill dan suaminya hanya melakukan seks sekali, menunjukkan bahwa sperma tampaknya tinggal selama 10 hari di dalam diri Hill sebelum membuahi telur yang lain. Yang juga membingungkan, biasanya sperma hanya dapat hidup dalam tubuh wanita sampai lima hari. "Itulah super sperma," kata Ross.
Terakhir, biasanya terbentuk lendir selama kehamilan untuk mencegah sperma memasuki leher rahim, dan lapisan rahim biasanya mengalami perubahan yang membuatnya tidak memungkinkan untuk embrio baru tertanam di sana, jelas James.
"Tapi tidak ada yang begitu hitam dan putih yang tidak mungkin terjadi di dunia ini," kata Ross. Cackovic setuju. "Salah satu episode hubungan seksual dengan dua kehamilan 10 hari terpisah adalah kejadian yang sangat menakjubkan," katanya.
Salah satu penjelasan potensial terletak pada perawatan kesuburan, kata Cackovic. Hill pernah menjalani terapi hormonal karena sindrom ovarium polikistik.
"Obat hormonal yang digunakan untuk perawatan kesuburan mungkin mengubah fungsi-fungsi reproduksinya, meskipun masih belum jelas bagaimana superfetation terjadi," kata James.
Tapi karena Hill melakukan terapi bantuan reproduksi, dokter bisa menentukan kapan tepatnya dia hamil, sehingga ini dipercaya sebagai benar-benar kasus superfetation.
Selain itu, embrio berkembang pesat, terutama pada tahap awal, jadi itu cara lain untuk melacak perkembangan kehamilan Hill dan melihat bahwa dua embrio berada di fase yang berbeda.
Sementara Ross mengatakan, wanita yang juga menjalani terapi kesuburan tidak perlu khawatir akan tiba-tiba berakhir membawa dua bayi karena superfetation.
James setuju. "Ini sangat langka, meskipun kami pikir superfetation terus terjadi dari waktu ke waktu," katanya. "Tapi ketika itu terjadi, tidak ada yang benar-benar yakin bagaimana atau mengapa itu bisa terjadi."
Penulis : Lily Turangan
Sumber : Shape