Donald Trump Ancam Tuntut 11 Perempuan Penuduh Pelecehan Seksual
"Para pembohong-pembohong ini akan saya tuntut setelah pencalonan kepresidenan ini,"
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, PENNSYLVANIA - Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menuntut 11 perempuan yang menuduhnya atas pelecehan seksual.
Dalam pidato kampanyenya di Pennsylvania, Amerika Serikat, Minggu (23/10/2016), Donald Trump membahas soal agendanya jika kelak terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Beberapa hal yang direncanakan adalah menyerang balik rivalnya, Hillary Clinton dan media Amerika serikat yang selama proses pencalonan menyerangnya.
Selain itu, Donald Trump juga berencana untuk menuntut para perempuan yang menuduhnya telah melakukan perbuatan tak senonoh kepada mereka.
"Para pembohong-pembohong ini akan saya tuntut setelah pencalonan kepresidenan ini," kata Donald Trump, di Gettysburg, Pennsylvania.
Dalam kesempatan itu, Donald Trump pun menegaskan bahwa kesaksian-kesaksian dari 11 perempuan di hadapan publik itu adalah palsu.
Bahkan, Donald Trump mengatakan media yang menggemborkan soal tuduhan itu hanya berupaya meracuni calon pemilihnya di Amerika Serikat.
Seorang bintang porno bernama Jessica Drake muncul dan mengklaim dirinya sebagai korban pelecehan Donald Trump.
Jessica Drake menjadi perempuan ke-11 yang muncul di hadapan publik dan menyatakan capres dari Partai Republik itu pernah berbuat tak senonoh kepadanya.
Sekitar 10 tahun lalu, Jessica Drake dan Donald Trump bertemu dalam sebuah turnamen golf, di mana Donald Trump dikatakan "menggerayangi" dan "mencium bibirnya" tanpa izin.
Bahkan, ketika Jessica Drake menolak, Donald Trump menawarinya untuk pulang naik jet pribadinya dan memberi uang 10 ribu dolar AS, jika ia bersedia bermalam di kamar Donald Trump.
Seperti responsnya terhadap tuduhan-tuduhan lainnya, tim kampanye Donald Trump kembali membantah cerita dari Jessica Drake itu.
"Cerita itu bohongan dan benar-benar konyol. Donald Trump tidak mengenal, mengingat, dan tak pernah punya urusan dengan perempuan itu," demikian pernyataan dari tim kampanya Donald Trump. (The Guardian/USA Today)