Selasa, 30 September 2025

Kesal dengan Anak Tantrum di Kedainya, Perempuan Ini Dihujat Netizen

Seringkali, orangtua seolah tak peduli dengan tangisan anaknya yang kerap membuat orang lain menoleh karena merasa terganggu.

net
Tantrum pada anak 

TRIBUNNEWS.COM - Ketika kita sedang menikmati suasana di tempat umum, sungguh tak nyaman rasanya mendengar anak-anak kecil tantrum atau menangis tak henti di sekitar kita.

Seringkali, orangtua seolah tak peduli dengan tangisan anaknya yang kerap membuat orang lain menoleh karena merasa terganggu.

Sebagai informasi, tantrum adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional.

Biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan.

Dalam beberapa kasus, orang tersebut mungkin tidak dapat tetap diam, dan bahkan jika "tujuan" orang tersebut dipenuhi dia mungkin tetap tidak tenang

Nah, rupanya, diamnya para orangtua atas tangisan anaknya itulah yang membuat Kim Christofi, pemilik South Kiosk, sebuah kedai di tempat wisata Martello Park, Felixstowe, Suffolk, Inggris, frustrasi.

Ia menganggap mereka terlalu takut dan gagal mendiamkan tangisan anak mereka.

Dengan alasan demi menjaga privasi dan kenyamanan para pembeli lain di kedainya, Kim lalu membuat pengumuman di laman Facebook South Kiosk miliknya, setelah sempat menegur seorang anak yang tengah tantrum di kedai es krimnya.

Di laman itu, perempuan itu menulis, “Bisakah kami meminta para orangtua yang terlalu takut mendisiplinkan anak-anak mereka untuk mengatasi teriakan tantrumnya? Kami akan memberi waktu lima menit agar anak berhenti berteriak, kemudian kami yang akan meminta sendiri padanya untuk menghentikan teriakannya.”

Kim melanjutkan tulisannya, “Bila Anda juga mengamuk tentang rencana kami untuk menghentikan teriakan anak Anda dan mengancam tak akan kembali ke kedai kami, kami tidak keberatan. Kami berkewajiban untuk peduli pada seluruh pelanggan kami.”

Dalam beberapa jam setelah diunggah, tulisan itu telah disebarkan dan dikomentari oleh lebih dari 1.000 orang.

Tak sedikit yang mengkritik Kim dengan tajam dan menuduhnya sama sekali tidak peka, melakukan diskriminasi, bahkan kejam demi ketenangan pengunjung lain yang ingin menikmati teh dan kue di kedainya yang terletak di pinggir pantai itu.

Laman Facebook yang biasanya dipenuhi foto kue lezat, sosis, makanan buatan sendiri lainnya, atau senyum puas pelanggan itu kini tak bisa lagi diakses karena dinonaktifkan untuk menghindari hujatan lebih lanjut.

Namun, perdebatan sengit pro-kontra sikap Kim ini ternyata dilanjutkan para netter di internet.

Tak sedikit yang mendukung sikap Kim karena merasa ucapan perempuan itu memang ada benarnya.

Halaman
12
Sumber: Tabloidnova.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved