Senin, 29 September 2025

Kisah Pilu Gadis Bertopeng Sapi Bersujud di Tepi Jalan

Demi membiayai pengobatannya ayahnya yang terserang lumpuh, seorang gadis memakai topeng sapi dan bersujud di pinggir jalan untuk mengemis.

Editor: Y Gustaman
Shanghaiist
Perempuan menggunakan topeng kepala sapi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, TIONGKOK - Seorang gadis remaja di Tiongkok mengenakan topeng kepala sapi dan bersujud di tepi jalan setiap hari, menggalang uluran dana pejalan kaki untuk pengobatan ayahnya yang sakit keras.

Di usianya yang ke 15 tahun, Hao Dongdong (nama samaran) tak bisa mengecap kebahagian sebagai seorang gadis remaja pada umumnya, karena sebagian besar waktunya ia habiskan mengemis di pinggir jalan.

Gadis asal provinsi Anhui itu berjuang untuk mendapatkan uang agar bisa membiayai pengobatan ayahnya yang menderita penyakit langka, ankylosing spondylitis.

Ayah Hao Dongdong, Hao Xinli, adalah petani dan satu masa ia memutuskan berhenti setelah punggungnya sakit. Hao Xinli lalu memboyong keluarganya ke Hefei pada 2000 dan mencoba membuka toko kecil.

Dikutip dari Shanghaiist, Kamis (1/10/2015), satu waktu Xinli dan istrinya pergi ke toko telepon seluler yang tengah memberikan barang-barang gratis sebagai promosi. Xinli berselisih dengan penjaga toko karena terlalu banyak mengambil barang gratisan yang diberikan toko.

Keduanya lalu terlibat perkelahian hingga akhirnya Xinli merasakan sakit luar biasa di punggungnya. Setelah memeriksakan kondisinya ke dokter, Xinli mengalami patah tulang belakang juga lehernya. Akibatnya tubuh atas Xinli lumpuh.

Kepolisian menyatakan tidak menemukan kesalahan penjaga toko, sehingga Xinli tidak menerima kompensasi dari toko ponsel. Keluarga harus mengeluarkan uang banyak untuk mengobati Xinli.

Ekonomi keluarga pun terkena imbas, karena sang kepala keluarga tak dapat mencari nafkah. Kondisi semakin sulit ketika istrinya, Li Xiuru pergi meninggalkan Xinli.

Hao Dongdong dan adik-adiknya harus bertahan hidup mencari nafkah serabutan. Hao pun memutuskan untuk mengemis di pinggir jalan setiap harinya.

Dongdong mengaku sering diejek sebagai seorang penipu oleh orang yang melewatinya di jalan setiap hari. Ia pernah ditampar seorang pria mabuk, karena dikira berusaha menipunya.

Namun berkat kegigihannya ia berhasil mengumpulkan 400 yuan atau setara dengan 925 ribu rupiah setiap harinya.

Xinli tak kehilangan harapan dan yakin kelak mampu berdiri lagi dan tidak menjadi beban keluarganya. Ia rindu menyekolahkan Dongdong ke sekolah dan memberikan kehidupan normal bagi keluarganya. Shanghaiist

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan