Tribunners / Citizen Journalism
Idul Adha 2015
Keunikan dan Kesederhanaan Idul Adha di Glasgow Skotlandia
Salat Ied digelar dalam waktu cenderung singkat. Tidak ada khotbah. Seusai salat, jemaah saling bersalaman dan menempelkan pipi
Hal unik lainnya adalah, wanita jemaah salat tidak mengenakan mukena seperti lazimnya di Indonesia.
Mereka justru mengenakan pakaian biasa tapi menutupi seluruh aurat, terkecuali bagian wajah dan pergelangan tangan.
Uniknya lagi, sebagian jemaah, baik laki-laki maupun perempuan, memakai pakaian hangat selama saalat.
Maklum, hari ini (Kamis), temperatur di Glasgow rata-rata 17 s/d 15 derajat celcius.
Salat Ied digelar dalam waktu cenderung singkat. Tidak ada khotbah. Seusai salat, jemaah saling bersalaman dan menempelkan pipi, atau diistilahkan juga "cipika cipiki" dalam bahasa Indonesia.
Bedanya, tidak ada ucapan permohonan maaf seperti di Indonesia. Jemaah hanya saling mengucapkan “Ied Mubarak”.
Setelahnya, jemaah membubarkan diri secara teratur. Sebab, tidak lama kemudian, datanglah gelombang jemaah berikutnya yang akan melaksanakan salat Ied.
Jemaah menanti pelaksanaan salat Ied gelombang kedua di Central Mosque Glasgow
Kesederhanaan Kurban
Bisa dikatakan, Salat Idul Adha adalah satu-satunya bentuk perayaan di Glasgow, Skotlandia, yang menyimbolisasikan keikhlasan hati Nabi Ibrahim AS dan anaknya, Nabi Ismail AS.
Rabu (23/9) malam, tidak ada tradisi yang di Indonesia dikenal sebagai "malam takbiran".
Sehabis salat pun, tidak ada penyembelihan hewan kurban di masjid ataupun di tempat terbuka.
Umat muslim yang berkurban, hanya memesan hewan kurban pada toko daging terdekat.
Setelah itu, daging yang sudah dipotong-potong bisa dibawa pulang dan dibagi-bagi sendiri oleh orang yang berkurban. (okky irmanita)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.