Ibadah Haji 2015
Korban Robohnya Crane di Masjidil Haram Masih Trauma
Trauma masih dirasakan oleh para korban crane roboh dan keluarganya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Trauma masih dirasakan oleh para korban crane roboh dan keluarganya. Tak hanya itu, ketakutan juga menghantui korban, lantaran melihat kekacauan dan nyawa yang tertelan akibat insiden itu.
Seorang jemaah dari Suriah, Hasnaa Karam, bercerita pada The Washington Post di RS Spesialis Al-Noor Mekkah bagaimana dirinya saat itu tengah melakukan salat dan tiba-tiba suara keras memekakkan telinganya.
Ia lalu menyadari bahwa dirinya sudah dikelilingi mayat dan potongan-potongan tubuh manusia, yang terserak bersimbah darah, memenuhi lantai marmer Masjidil Haram.
"Saya melihat kepala, kaki, darah, (dan) mayat-mayat. Kami mulai menyebut 'Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar' sembari hujan terus menghujam tempat itu," tuturnya, ditemui Minggu (13/9/2015).
Hasnaa mengaku dia tak mengalami cedera apapun, namun suaminya, yang saat kejadian duduk di sebelahnya, mengalami patah kaki dan kemudian mendapat perawatan dan operasi khusus di RS Al-Noor.
"Saya masih merasa ketakutan," ucap Hasnaa lagi, sambil menangis dan mengatakan dia masih terlalu trauma memikirkan ke depannya, sebab ia telah meninggalkan Suriah yang kini diracau oleh perang, hanya untuk mendapatkan musibah itu di tanah suci Mekkah.
Ditanya soal rata-rata emosi yang dirasakan oleh 120 pasien dan keluarganya yang diterima di RS Al-Noor, direktur medis RS Al-Noor Dr Salem Bajuifer mengatakan "trauma yang mendalam".
"Tentu saja semua merasakan trauma. Jangankan para pasien, kami pun (sebagai tenaga medis) merasa trauma," tandas dia.
Dr Salem mengatakan pasien yang RS Al-Noor terima datang dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Pakistan, Suriah, Iran, Jerman, Kanada, Turki, dan Mesir. Kebanyakan dari pasien yang diterima di sana mengalami cedera parah.
Minggu lalu, korban tewas sudah mencapai total 111 orang. Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan bahwa 397 orang sudah mendapat perawatan pascakejadian, sedangkan 158 orang dirawat di rumah sakit. (The Wahington Post)