WNI Tenang Berpuasa di Tengah Peperangan Suriah
"Mumpung kita lagi ngumpul, teman-teman selesai ujian, dan udara hangat," ujar Ahmad Fuadi Fauzi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Ramadan tahun ini dikatakan terasa lebih tenang di Damaskus. Meski perang masih berkecamuk di sejumlah daerah Suriah, seperti Hasakah, Aleppo, Deir ez-Zour, dan Douma, namun di ibu kota Damaskus warga dapat tenang menjalani ibadahnya.
Situasi tenang itu juga dirasakan warga negara Indonesia yang datang memenuhi undangan buka puasa bersama Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, di Wisma Duta daerah di Yafour, Damascus Countryside, beberapa hari lalu.
Sekitar lima puluh mahasiswa, staf, dan warga Indonesia hadir memenuhi undangan Dubes Djoko. Puluhan kursi dan meja ditata rapi di tepi kolam renang Wisma Duta dan beraneka makanan tersaji. Setelah iftar dan santap malam, acara dilanjutkan hingga sholat tarawih dan peringatan Nuzulul Quran. Kesemua rangkaian acara itu dilakukan outdoor di tepi kolam renang di halaman depan Wisma Duta.
"Alhamdulillah malam itu sungguh istimewa bagi kita. Ditemani purnama malam ke-15 Ramadhan, udara sejuk malam hari, ditambah dengan gemericik air kolam renang, membuat ibadah semakin khusuk malam. Saudara-saudara kita di Tanah Air pasti tak ada yang menyangka, kita bisa beribadah dengan tenang di Damaskus," ucap Ustaz Ahsin Mahrus saat ceramah, sebagaimana dikutip KBRI Damaskus dalam keterangannya, Minggu (5/7/2015).
Tahun ini, Ramadhan di Suriah jatuh pada musim panas. Terlebih lagi pada akhir-akhir ini suhu mencapai hingga 40 derajat celcius. Namun dengan suasana petang Wisma Duta yang asri, gemericik air kolam renang, dan angin sejuk yang berhembus, seketika mengurai rasa lelah berpuasa selama 16.5 jam di musim panas mereka.
Suriah dilanda perang saudara dan pemberontakan di hampir seluruh wilayahnya sejak tahun 2011. Bukan hanya kelompok oposisi nasional, foreign fighters dari sekitar 80 negara juga mengalir masuk ke Suriah untuk bergabung ke dalam kelompok-kelompok bersenjata, seperti ISIS, Jabhat Nusra, Free Syrian Army, dan lain sebagainya.
Pada tahun 2012-2013, konflik dinilai mencapai tingkat paling panas di mana perang kota kerap terjadi di ibu kota Damaskus. Akan tetapi, memasuki tahun 2015, kondisi jauh lebih tenang dan damai. Warga di ibu kota Damaskus dapat beraktivitas dengan lebih normal, meski check point tentara masih tetap berlaku.
"Alhamdulillah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, Damaskus lebih tenang. Kita semua perlu membantu suarakan apa yang sebenarnya terjadi di Damaskus dan Suriah pada umumnya. Kita yang tinggal di sini lebih tahu apa yang dirasakan, berbeda dengan saudara-saudara di Tanah Air yang hanya membaca dari media," kata Dubes Djoko Harjanto.
Tak cuma di sana, selepas sholat tarawih di Wisma Duta ketika itu, para mahasiswa bahkan melanjutkan dengan bermain futsal di sekitar Wisma Duta. Apalagi Para mahasiswa tersebut telah menyelesaikan ujian sekolah.
"Mumpung kita lagi ngumpul, teman-teman selesai ujian, dan udara hangat," ujar Ahmad Fuadi Fauzi, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Suriah.