Tak Punya Tangan, Jessica Bisa Terbangkan Pesawat dan Bermain Piano
Menurutnya, satu-satunya hal yang tersulit dari keadaannya itu adalah menata rambutnya.
TRIBUNNEWS.COM - Rasanya tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh Jessica Cox (32). Lahir tanpa tangan ternyata tak membatasinya untuk mencoba melakukan apapun selama hidupnya dan menginspirasi banyak orang.
Beberapa kemampuan yang ia kuasai tanpa menggunakan tangan antara lain menerbangkan pesawat, melakukan gerakan taekwondo, berselancar, bermain piano, menyetir mobil, menulis dan mengetik, serta kegiatan sehari-hari lainnya.
Semua Jessica lakukan menggunakan kaki.
"Tak ada yang bisa menggantikan sentuhan daging dan tulang. Kaki saya bisa menggantikannya," kata wanita yang mengatakan 'ogah' menggunakan lengan buatan itu.
Ingin menembus keterbatasannya, ia memaksakan diri untuk beradaptasi dan beraktivitas menggunakan kedua kakinya.
Hal itu tak sia-sia, buktinya ia dinobatkan menjadi wanita tanpa tangan pertama yang memiliki surat izin terbang dan menyabet sabuk hitam di Asosiasi Tae Kwon Do Amerika, di Guinness Book of World Records 2008.
"Biasanya orang-orang memang cenderung melihat kecacatan saya sebagai faktor yang membatasi saya, tapi saya tetap memaksa untuk membuktikan bahwa pendapat mereka salah," ucapnya lagi.
Tak hanya itu, ia juga menceritakan betapa aktif dirinya saat kecil, yang sempat bergabung dalam kelas senam, menari, permodelan, dan renang.
Menurutnya, satu-satunya hal yang tersulit dari keadaannya itu adalah menata rambutnya.
"Itu adalah tantangan terbesar saya, sebab saya benar-benar tipe orang yang mandiri. Satu-satunya hal yang saya butuh bantuan adalah menata rambut saya," katanya, menambahkan sang suami selalu setia mengepang dan mengikat rambutnya.
Ketika ditanya soal anak, Jessica mengungkapkan betapa senangnya ia terhadap anak-anak dan berencana ingin memiliki anak.
"Jika saja anak kami nantinya lahir tanpa tangan, kami tidak akan menyesal. Hidup saya baik-baik saja, kok, tanpa tangan."
Ia mengatakan bahwa dirinya ingin segera melengkapi keluarganya dan menghabiskan waktu menjelajahi dunia, demi menginspirasi dunia akan opini masyarakat terhadap kaum disabilitas.