Senin, 6 Oktober 2025

Dinas Kesehatan Kobe Kritik Rumah Sakit Transplantasi Hati Dua WNI Meninggal

Dinas Kesehatan Kobe mengkritik Kobe International Frontier Medical Center, tempat dua WNI yang menjadi pasien transplantasi hati meninggal dunia.

Editor: Y Gustaman
Mainichi
Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kobe, Miki Takashi, mengkritik operasi transplantasi hati yang dilakukan Kobe International Frontier Medical Center (KIFMC), Jumat (12/6/2015). Antara Desember 2014 sampai Juni 2015, lima dari sembilan pasien yang menjalani operasi transplantasi hati meninggal dunia, termasuk dua WNI. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dinas Kesehatan Pemerintah Kobe mengkritik keras Kobe International Frontier Medical Center (KIFMC). Antara Desember 2014 sampai Juni 2015, lima dari sembilan pasien yang menjalani operasi transplantasi donor hati meninggal dunia.

Dari lima pasien yang meninggal dunia, dua di antaranya adalah warga negara Indonesia. Kritik itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kobe, Miki Takashi, kepada wartawan, Jumat (12/6/2015).

"Komplikasi donor setelah operasi tidak dilaporkan ke tim komisi keselamatan rumah sakit. Bukan hanya itu, operasi tampanya juga tak dilakukan baik, terutama persiapannya. Kami meminta pihak rumah sakit segera melakukan perbaikan, rencana pembaharuan Juni ini," papar Takashi.

Dinas Kesehatan Pemerintah Kobe menilai ada kekurangan pada sistem manajemen rumah sakit terutama pascaoperasi. Sistem pelaporan dan verifikasi kecelakaan medis di rumah sakit ini tidak ditangani secara lengkap, terutama setelah mengetahui adanya komplikasi donor pascaoperasi.

Setidaknya ada tiga hal utama kesalahan yang dilakukan KIFMC. Pertama, kurang baiknya proses catatan ke komisi peninjauan kembali. Kedua, prosedurnya tidak konsisten, dan terakhir, kurangnya sistem manajemen terutama pascaoperasi. Menurut Takashi, tiga temuan ini didasari hasil inspeksi terhadap semua staf rumah sakit.

Beberapa waktu lalu tim penyelidik independen Asosiasi Japan Liver Transplant Research yang menyelidiki kasus ini juga menghasilkan tiga kesimpulan atas operasi tersebut.

Kepala KIFMC, Tanaka yang juga seorang profesor di Kyoto University, telah menangani operasi sebanyak 2000 pasien transplantasi hati, memastikan tak ada kesalahan.

Pihak rumah sakit tidak pernah mau mengungkapkan identitas dua WNI yang meninggal. Tribunnews.com berusaha mencari tahu lewat Konjen Indonesia di Kobe sejak sebulan lalu tapi belum ada kabar hingga kini mengenai identitas kedua WNI tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved