Rumah Sakit Siloam Ekspansi ke ASEAN
James Riady Gandeng Konglomerat Myanmar Kibarkan Bendera RS Siloam di Yangon
Siloam menaikan gaji dokter berkali-kali lipat agar para dokter fokus melayani pasien
"Satu-satunya jalan, ya, membiaya sendiri," ujar James Riady. Satu rumah sakit, katanya, membutuhkan investasi sekitar 50 juta dolar Amerika Serikat.
Seusai sarapan, James Riady dan Serge Pun meninjau persiapan peresmian Pun Hlaing Siloam Hospital.
Begitu masuk ke kawasan rumah sakit yang tidak jauh dari lapangan golf, "bendera" Siloam sudah mulai terlihat. Papan nama rumah sakit sudah dilengkapi kata "Siloam".
Rumah sakit ini sebenarnya sudah berdiri cukup lama namun masih sepi pasien. Jumlah tempat tidurnya pun terbatas, hanya 60.
Enam bulan terakhir, Siloam menyulap rumah sakit ini menjadi modern. Dinding dicat, plafon dirapikan. Bunga-bunga diletakan menghiasi bagian dalam maupun luar bangunan rumah sakit.
Ada kolam di samping kiri rumah sakit, tempat pohon teratai tumbuh subur. Dedaunan rindang di sekitar rumah sakit mengesankan rumah sakit ini lebih mirip club house lapangan golf.
"Coba bandingkan?" teriak dokter Gershu Paul kepada Tribunnews.com. "Tidak ada bedanya dengan Siloam Lippo Karawaci, bukan?"
Dokter Paul adalah warga Selandia Baru. Sembilan tahun terakhir, Dokter Paul merupakan arsitek di balik sukses Siloam di Indonesia.
Dalam tempo singkat, Siloam telah membangun dan mengoperasikan 20 rumah sakit di 13 kota.
"Kami tinggal copy-paste Siloam di Indonesia," kata Dokter Paul. "Karena itulah, enam bulan cukup untuk menyulap rumah sakit ini."
Pun Hlaing Siloam Hospital, tempat Dokter Paul menjadi CEO, kini memiliki 174 kamar, peralatan kedokteran standar internasional, dan alat scan otak dan jantung seharga 2 juta dolar AS.
Dokter yang mengoperasikan alat mahal itu pun didatangkan dari luar negeri. Dia dari Belanda.
Siloam mengambil langkah berani untuk menjamin pasien mendapatkan dokter terbaik.
Seperti halnya dokter di Indonesia, dokter di Myanmar sibuk mencari duit, melayani pasien dari rumah sakit ke rumah sakit sehingga tidak fokus menangani pasien.
"Kami menaikan gaji dokter berkali-kali lipat agar para dokter fokus melayani pasien. Mereka hanya bekerja di Siloam, tidak di tempat lain. Jumlah mereka 20 orang," kata Dokter Paul.
Pasien sekarang membanjiri Pun Hlaing Siloam Hospital di tengah kesibukan rumah sakit itu menyambut peresmian hari Sabtu.(*)