Mulai Sore Ini Jepang Hentikan Penangkapan Lumba-lumba
Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Jepang (JAZA) memutuskan untuk menghentikan penangkapan lumba-lumba yang selama ini diprotes keras kalangan barat
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Jepang (JAZA), Kamis (21/5/2015) sore ini pukul 18.00 waktu Jepang memutuskan untuk menghentikan penangkapan lumba-lumba yang selama ini diprotes keras kalangan barat.
Dari 152 member yang ada 70 persen mendukung keputusan tersebut sesuai permintaan dari Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Dunia (WAZA) dalam suratnya beberapa waktu lalu.
"Kami sepakat untuk menghentikan pembelian lumba-lumba tertangkap dalam penangkapan ikan yang ada di Jepang," ungkap Ichiri Arai kepada pers, Rabu (20/5/2015).
Selain itu JAZA juga ingin ke luar dari keanggotaan WAZA tersebut.
Saat ini 89 fasilitas kebun binatang di Jepang dan 63 fasilitas akuarium di Jepang tergabung ke dalam keanggotaan JAZA.
Dari jumlah tersebut ada 20 lokasi pengembangbiakkan lumba-lumba di Jepang dan juga sebagai tempat perlindungan lumba-lumba apabila terluka. (Baca: Jepang Kemungkinan akan Hentikan Penangkapan Lumba-lumba)
Sejak tahun 2004 WAZA telah mengutuk Jepang karena melakukan pembunuhan massal lumba-lumba dan dibuktikan dengan pembuatan film The Cove, film dokumentasi yang mendapat hadiah penghargaan.
Para nelayan mengakui pengaruh film tersebut besar sekali ke kalangan internasional sehingga semua menekan Jepang agar menghentikan penangkapan lumba-lumba sampai saat ini.
Penangkapan lumba-lumba ini merupakan tradisi budaya para nelayan terutama di Taiji Perfektur Wakayama.
Dinas Perikanan Jepang telah memutuskan untuk membatasi penangkapan tahunan, memberikan kuota yang semakin sedikit dari tahun ke tahun.
Gubernur Wakayama telah mengeluarkan izin penangkapan terbatas dengan maksimum 1.971 ekor tahun lalu. Kenyataan hanya ditangkap 937 ekor saja.
Untuk keperluan pengembiakkan di akuarium, biasanya ditangkap setiap tahun pada bulan September.
"Tidak benar untuk dijual lagi pura-pura untuk akuarium. Tuduhan banyak pihak sangat menyakitkan hati kami kalangan asosiasi akuarium," kata sumber Tribunnews.com yang tak mau disebutkan jati dirinya.
"Kami tak tahu mengapa kalangan internasional selalu menunjuk kepada Jepang padahal nelayan Denmark juga banyak sekali menangkap dan membunuh lumba-lumba sampai saat ini," tambah sumber itu lagi.
Januari 2014 Duta Besar Amerika untuk Jepang Caroline Kennedy dalam Twitter nya juga menuliskan komentarnya mengenai keprihatinan mendalam atas penangkapan lumba-lumba di Jepang.
Kepala Desa Taiji di Perfektur Wakayama, tanggal 22 Januari 2014 agak tersinggung dengan komentar Caroline.
"Kami sedih sekali dituduh banyak membunuh lumba-lumba. Lihat langsung ke sini ke lapangan apa yang terjadi. Lalu kita bicara sama-sama, diskusi sama-sama, kalau merasa kita tidak benar, ya berikan usulan begini begitu. Kan enak kalau demikian. Jangan main tuduh saja, kita jadi tidak enak ini," kata Kazutaka Sangen, sang kepala desa kepada Tribunnews.com saat itu.