Osama Bin Laden Terbunuh
Kebohongan Drama Penembakan Osama Bin Laden Terkuak
Seymour Hersh membuat tudingan menghebohkan terkait operasi militer AS yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden.
LIHAT Liputan Mengenai Terbunuhnya Osama Bin Laden
Hersh menambahkan, saat berpidato memberikan kabar kematian Bin Laden kepada rakyat Amerika, sebenarnya pidato Obama itu disusun secara terburu-buru.
"Rangkaian pernyataan yang tak akurat ini kemudian menciptakan kekacauan di pekan-pekan selanjutnya," demikian Hersh dalam artikelnya.
"(Tentara Pakistan) diperintahkan untuk meninggalkan kawasan di dekat kediaman Bin Laden begitu mendengar suara helikopter AS mendekat," tambah Hersh.
"Kota itu dalam keadaan gelap. Listrik dipadamkan atas perintah ISI, beberapa jam sebelum penggerebekan terjadi," masih menurut Hersh.
"Faktanya, telah terdapat kesepakatan antara pemerintah Pakistan dan tak ada pembicaraan soal hal-hal yang harus diungkap jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan," tambah Hersh.
Demi pencitraan Obama
Selain kebohongan dalam proses penggrebekan yang menewaskan Bin Laden itu, sumber Hersh juga meragukan klaim pemerintah AS yang menyebut telah menemukan dokumen-dokumen penting di kediaman Bin Laden.
"Gedung Putih harus memberi kesan bahwa Bin Laden masih penting dalam hal operasi. Jika tidak, mengapa harus membunuhnya?" ujar sumber itu.
"Sebuah cerita palsu dibuat, bahwa terdapat jaringan kurir yang datang dan pergi membawa perintah dalam USB. Semua hanya untuk memberi citra bahwa Bin Laden masih penting," tambah sumber tersebut.
"Pasukan SEAL seharusnya menyadari adanya skema besar politik ini. Bin Laden sangat bernilai bagi para politisi, dia menjadi semacam aset pekerjaan," lanjut sang sumber.
Presiden Obama
Serangkaian kebohongan, kesalahan pernyataan dan pengkhianatan yang sengaja diciptakan ini, menurut sang sumber, memicu reaksi balasan yang tak terelakkan.
"Kerja sama dengan Pakistan mengalami kemunduran hingga empat tahun sebab negeri itu membutuhkan waktu untuk kembali mempercayai AS, khususnya dalam hubungan militer untuk melawan terorisme, sementara terorisme terus tumbuh di seluruh dunia," tambah sang sumber.
"Mereka (Pakistan) merasa Obama telah berkhianat. Pakistan kini kembali bekerja sama dengan AS karena munculnya ancaman ISIS," lanjut sumber itu.
Seorang konsultan operasi komando khusus yang juga dikutip Hersh mengatakan, pembunuhan Bin Laden merupakan sebuah teater politik yang dirancang agar prestasi pemerintahan Obama di bidang militer terlihat cemerlang.
Sejauh ini, Gedung Putih belum menanggapi tudingan Hersh lewat artikelnya tersebut.(*)