Lee Kuan Yew Sangat Penting Bagi Sejarah Singapura di Masa Mendatang.
Lee sangat penting bagi sejarah Singapura di masa mendatang.
Beberapa analis mengatakan kekuatan Lee adalah pada kemampuannya menetapkan standar dan tujuan, Lee adalah “pemikir strategis” yang memanfaatkan sumber daya paling bernilai bagi Singapura: yaitu rakyatnya sendiri.
Investasi asing pun berdatangan. Dengan angka pertumbuhan yang kerap mencapai 10% selama puluhan tahun, Lee membantu merumuskan model pembangunan kapitalis yang juga diadopsi oleh negara-negara yang pernah disebut sebagai “Macan Asia”, yaitu Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan.
Dengan kemajuan industri , Singapura berkembang menjadi negara kota yang modern, ujar Michael Barr, pakar politik di Universitas Flinders, Australia Selatan.
Menurut Barr, “Saya kira salah satu pencapaian terbaik Lee Kuan Yew, warisan yang paling positif yang akan ditinggalkannya, adalah bagaimana ia menyadari dan memanfaatkan keunggulan alami Singapura dengan cara-cara yang sangat luar biasa”.
Singapura menjadi pelabuhan tersibuk di dunia, dan baru akhir-akhir ini dikalahkan oleh Shanghai. Investasi mengalir ke bidang penyulingan minyak, pembangunan pusat transportasi di kawasan, maskapai penerbangan nasional yang mencapai keunggulan global dan menjadikan sektor perbankan sebagai bagian penting pasar keuangan global.
Barr mengatakan Lee Kuan Yew juga mengumpulkan tokoh-tokoh penting untuk memetakan pembangunan masa depan Singapura.
“Ia membina pimpinan politik yang serius dan membangun dukungan politik yang kuat bagi tokoh-tokoh negara dan administrasi yang tanggap dan penuh imajinasi. Tanpa kepemimpinan politiknya, Singapura tidak mungkin membentuk hegemoni politik seperti sekarang ini," katanya.
Sikap tegas Lee pada dalam politik dan terhadap kelompok-kelompok oposisi juga memicu kecaman terhadapnya sebagai “pemimpin otoriter”. Pemerintah menggunakan UU Keamanan Dalam Negeri atau “Internal Security Act” terhadap para pengecam dan kelompok oposisi untuk menangkap politisi, aktivis dan tokoh-tokoh serikat buruh.
Seratus orang ditangkap pada tahun 1963, termasuk bekas pemimpin redaksi surat kabar Said Zahari yang ditahan selama 17 tahun tanpa proses pengadilan. Pada tahun 1987, 22 pejabat Gereja Katolik , aktivis sosial dan profesional ditangkap karena dituduh terlibat konspirasi sayap kiri. Menanggapi kecaman media lokal dan asing, Lee menuntut para penanggung jawab media itu di pengadilan. Tetapi Lee tidak pernah minta maaf atas sikap tegasnya.
“Siapapun yang memerintah Singapura harus memiliki sikap tegas atau menyerah. Ini bukan permainan kartu. Ini soal hidup kita semua. Saya telah menghabiskan seluruh hidup saya membangun negara ini dan selama saya berkuasa tidak seorang pun bisa menghancurkannya," kata Lee.
Singapura merupakan negara yang masih menerapkan pengawasan ketat atas kebebasan berpendapat. Survey Kebebasan Pers yang dilakukan “Reporters Without Borders” tahun 2014 menempatkan Singapura diantara negara-negara Asia Tenggara yang memiliki kebebasan pers terendah, di bawah Myanmar, Kamboja, Thailand dan Indonesia.(VOA dan Berbagai Sumber)