Tragedi Charlie Hebdo
Aksi unjuk rasa mendukung Charlie Hebdo
Unjuk rasa menentang pembunuhan di kantor majalah Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang, berlangsung di sejumlah kota Prancis dan Eropa lainnya.
Unjuk rasa menentang pembunuhan di kantor majalah Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang, berlangsung di beberapa kota Prancis dan Eropa lainnya.
Ribuan orang berkumpul di Alun-alun Place de la Republique di pusat kota Paris, Rabu (07/01) malam, menggelar aksi siaga dan banyak yang membawa plakat bertuluskan 'Je suis Charlie' atau 'Saya Charlie'.
Tumpukan pulpen -yang mencerminkan kebebasan berekspresi- dan lilin diletakkan di alun-alun itu untuk mengenang para korban.
Sementara itu puluhan ribu lainnya menggelar aksi serupa di sejumlah kota Prancis, antara lain di Lyon, Toulouse, dan Montpellier.
Warga beberapa kota Eropa lainnya, seperti London, Berlin, Madrid, dan Brussel juga menggelar acara yang sama.
Para pemimpin dunia, seperti Presiden Barack Obama dan Ratu Elizabeth II, ikut menyampaikan duka maupun mengecamnya sebagai serangan barbar.
Presiden Prancis, Francois Hollande, mengatakan serangan tersebut sebagai 'pembunuhan pengecut' dan mengatakan hari berkabung nasional pada Kamis 8 Januari.
"Kita akan melakukan apa pun yang bisa untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab dan menyerukan persatuan nasional."
Keamanan ditingkatkan di seluruh Prancis setelah serangan ini sementara polisi melakukan operasi untuk memburu penyerangnya.
Polisi mengatakan pria bersenjata yang mengenakan topeng itu melarikan diri ke arah utara Paris sebelum meninggalkan mobilnya dan membajak mobil lainnya.
Media-media Prancis sudah menyebut nama para tersangka penyerang dengan mengutip sumber-sumber kepolisian.
Dua pria bersenjata menyerbu masuk ke kantor Charlie Hebdo itu ketika sedang berlangsung rapat redaksi dan memekik Allahu Akbar saat melakukan serangan.
Pemimpin redaksinya, Stephane Charbonnier yang kerap dipanggil Charb, merupakan salah satu yang tewas, bersama tiga kartunis lainnya.