Selasa, 7 Oktober 2025

Pesawat AirAsia Jatuh

Inikah Penyebab AirAsia 8501 Jatuh?

Bahwa cuaca buruk di lintasan yang dilalui dari Surabaya menuju Singapura rasanya tidak terbantahkan lagi.

Penulis: Dahlan Dahi
Editor: Rendy Sadikin
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Eka Santoso keluarga dari Joe Jeng Fei yang merupakan korban dari hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 menangis saat mendengarkan radio komunikasi tim SAR yang menginformasikan bahwa telah ditemukan jenazah dan serpihan pesawat saat ikut melakukan pencarian dengan pesawat patroli maritim CN235 TNI AL di atas perairan Laut Jawa, Selasa (30/12/2014). Tim SAR telah menemukan sejumlah benda dan enam jenazah korban hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya - Singapura di Teluk Kumai, Pangkal Bun, Kalteng. 

Memajukan jadwal penerbangan ke jam yang sibuk dan pada saat cuaca buruk dianggap sebagai keputusan yang salah.

Masalahnya, seperti terlihat pada grafis, dalam kondisi cuaca buruk, pilot membutuhkan ruang manuver yang lebih besar dan lebih tinggi.

Hal itulah yang tidak diperoleh pilot berpengalaman dari AirAsia 8501.

Cuaca buruk. Pilot tidak memiliki ruang untuk menaikan pesawat. Jadwal dimajukan ke jam sibuk.

Beberapa hari ke depan, publik menunggu penjelasan yang lebih komprehensif mengenai apa yang terjadi.

Kecelakaan AirAsia bukan cuma soal AirAsia dan korban beserta keluarga.

Ini soal yang lebih besar: Apakah kita bisa menggantung nasib kita, nasib keluarga kita, pada pengelola industri penerbangan.

Apakah maskapai penerbangan murah benar-benar harganya murah atau nyawa manusia yang dinilai murah.

Inilah inti soalnya: Seberapa kuat otoritas penerbangan dan pengelola low cost carrier berpihak pada nasib manusia.

Baca juga: Putra Pilot AirAsia: Kapan Papa Pulang?

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved