Minggu, 5 Oktober 2025

Inilah Asal Usul Dana Wakaf 1.500 Riyal untuk Jamaah Haji Aceh

- Sejak tahun 2006, jamaah haji kuota Aceh yang berangkat dari embarkasi Aceh mendapatkan dana wakaf khusus, diluar pembagian living cost 1.500 Riyal

Editor: Sugiyarto
SERAMBI INDONESIA/BUDI FATRIA
Petugas medis membopong Asmaini Amat binti Amat (40), jemaah haji Aceh kloter pertama yang kaki kirinya diamputasi di Rumah Sakit Arab Saudi karena mengalami diabetes mellitus dan gangren, saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Sabtu (9/11/2013). Jemaah haji kloter ini berasal dari Aceh Timur, Langsa, Tamiang, Gayo Lues, dan Aceh Jaya. SERAMBI INDONESIA/BUDI FATRIA 

Laporan Wartawan Kaltim Kholish Chered

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Sejak tahun 2006, jamaah haji kuota Aceh yang berangkat dari embarkasi Aceh mendapatkan dana wakaf khusus, diluar pembagian living cost 1.500 Riyal yang menjadi bagian Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Dari mana dana wakaf tersebut berasal?

Tim Media Center Haji (MCH) Makkah berkesempatan bertemu pengelola wakaf Aceh di Makkah, yaitu Syaikh Sulaiman Muhammad Noor Aarsyi dan Jamaluddin Affan.

Dari keduanya diketahui bahwa wakaf yang disebut wakaf Habib Buga Asyi tersebut ternyata berakar dari sejarah panjang sejak zaman Khilafah Turki Utsmani.

Dana wakaf tersebut berasal dari pengelolaan asset wakaf peninggalan Raja Aceh sekitar 200 tahun lalu, yang membawa  harta dan membangun gedung di Makkah.  

''Bahkan Sultan Iskandar Muda pernah datang ke Arab Saudi dengan membawa emas menggunakan kapal Inggris untuk membantu membangun Masjidil Haram dan membangun rumah Aceh di Makkah untuk tempat tinggal jamaah haji Aceh,'' kata Jamaluddin Affan .

Jamaluddin mengatakan, dana wakaf tersebut dibagikan kepada masyarakat Aceh mulai tahun 2006. Yakni sejak asset wakaf tersebut dikelola oleh orang yang diamanahi Pemerintah Arab Saudi, yait Syaikh Bukhori, Syaikh Al Munir dan Dr Abdullah Tibaltin.

''Waktu tahun 2006 saya sebagai juru bicara antara Pemerintah Aceh dengan kantor wakaf Aceh di Makkah. Kalau sejak 200-100 tahun sebelumnya, wakaf tersebut digunakan untuk apa, kami belum bisa menjawab," kata Jamaluddin.

Syekh Sulaiman menambahkan, kemungkinan pemberian wakaf kepada Jamaah Haji Aceh ini sebagai hikmah dari peristiwa tsunami. Ia mengatakan, saat ini harta nenek moyang orang Aceh yang ada di Makkah sekitar tujuh gedung.

Gedung ini dikelola dengan baik, sehingga menghasilkan keuntungan yang bisa dibagikan dalam bentuk wakaf kepada jamaah haji Aceh.

''Bahkan dari wakaf ini pernah untuk membeli rumah putra Mahkota Raja Arab Saudi yang kemudian dibangun gedung untuk jamaah haji Aceh yang memuat 5.000 orang. Namun baru 15 tahun dibangun, tergusur pembangunan Masjidil Haram,''kata Syaikh Sulaiman.  

Cik Man (panggilan akrab Syaikh Sulaiman) mengungkapkan pengelola wakaf Aceh ini adalah orang-orang Aceh yang datang ke Makkah secara silih berganti.

''Sekarang dunia makin maju dan rapi administrasi. Sehingga orang Aceh selama belakangan dapat uang dari wakaf Aceh," katanya.

Ia mengatakan, banyak jamaah Indonesia yang bertanya-tanya mengapa warga Aceh mendapatkan tambahan uang. Namun kini mereka tahu akarnya karena wakaf peninggalan nenek moyang orang Aceh.

"Namun yang berhak mendapat uang wakaf hanyalah jamaah haji kuota Aceh  dan berangkat dari embarkasi Banda Aceh," katanya.

Awalnya (tahun 2006) jumlah pemberian wakaf kepada jamaah haji Aceh tidak sama, tergantung jauh dekatnya pemondokan jamaah haji Aceh dengan Masjidil Haram, yakni berkisar 1.000-1.500 Riyal.

Kemudian karena ada yang meributkan besaran uang tersebut, akhirnya semua jamaah haji hanya memperoleh 1.200 Riyal. Namun sejak tahun lalu, wakaf untuk setiap jamaah haji Aceh dinaikkan menjadi 1500 Riyal.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved