Azyumardi Azra: Jepang Jangan Takut Islam
Masalah organisasi ekstremis Sunni "negara-negara Islam" tidak akan membiarkan (sayap baru) muncul di dunia.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan teror yang dilakukannya, membuat masyarakat Jepang takut kepada (negara) Islam. Penerima Penghargaan Fukuoka Prize 18 September lalu, Dr Azyumardi Azra MA, mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, menjelaskan bahwa Jepang tak perlu takut kepada Islam.
"Masalah organisasi ekstremis Sunni "negara-negara Islam" tidak akan membiarkan (sayap baru) muncul di dunia. Mungkin Jepang saya pikir menjadi takut kepada Islam. egara-negara Islam yang tidak tahu kepada ajaran yang benar, khususnya pemimpin faksi radikal telah tertekan di dalam rezim negara asal, tidak mengerti mengenai Islam. Sementara Islam di Eropa ada juga kebudayaan Islam yang berakar di Eropa dan berjalan dengan baik," papar Azra yang dimuat koran Sankei, Jumat (17/10/2014) kemarin.
Di Indonesia, organisasi non-pemerintah yang berazaskan Islam, seperti Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama, organisasi-organisasi ini terlibat di dalam seperti bantuan kesejahteraan sosial dan pendidikan, membantu orang miskin, dan telah menjadi pemimpin dari para lulusannya di bidang politik.
Mereka pun telah memainkan peran penting dalam kompatibilitas di alam demokrasi saat ini. Keyword masyarakat Indonesia adalah keragaman agama berwarna-warni yang simbiosis, satu pelukan toleransi yang baik.
"Lapisan menengah di Indonesia berkembang pesat karena pertumbuhan ekonomi. Dikatakan 120 juta lebih adalah mayoritas Muslim. Bahkan, saya juga banyak melihat kalangan Muslim di Tokyo dan Seoul, di Beijing. Di Kyoto, saya mengunjungi toko yang menyediakan makanan halal mulai meningkat. Melihat adanya diagram yang menunjukkan orientasi Mekkah dan upaya meminjamkah sajadah buat salat di hotel, bahkan sampai ada Al-Quran dalam laci. Saya terkejut sekali melihat hal itu," tambahnya.