Macet dan Bising Klakson, Lalu Lintas New Delhi Mirip Jakarta
Kesamaan antara lain terletak pada kondisi lalu lintas pada pagi dan sore atau jam masuk dan pulang kantor.
Penulis:
Yoga Prayoga
Editor:
Rendy Sadikin
Laporan wartawan Tribunnews, Ign Prayoga
TRIBUNNEWS, NEW DELHI - New Delhi Mirip Jakarta. Demikian kesan yang ditangkap para anggota rombongan TVS Indonesia Goes to Taj Mahal ketika menyusuri jalanan New Delhi, selama dua hari Senin dan Selasa (2/9/2014).
Kesamaan antara lain terletak pada kondisi lalu lintas pada pagi dan sore atau jam masuk dan pulang kantor. Pada saat-saat itu, berbagai moda angkutan beringsut di jalan.
Sepeda motor dan angkutan umum roda tiga yang di Jakarta disebut bajaj juga memenuhi jalanan New Delhi. Kedua jenis kendaraan tersebut bisa mendadak berhenti ataupun pindah jalur.
Biker di New Delhi juga ada yang berkendara tanpa memakai helm ataupun memboncengkan dua orang (bertiga). "Mirip Jakarta banget," kata Jameel Kalimullah, anggota rombongan TVS asal Jakarta.
Bila tertangkap polisi lalu lintas, para pengendaranya bisa dikenai sanksi. Namun, karena aturan lalu lintas di India masih memiliki kelemahan, ada saja pengendara yang menyuap polisi lalu lintas agar tidak kena sanksi. "Korupsi ada di mana-mana," kata pemandu rombongan, Gajaraj.
Jalanan di New Delhi juga semarak suara klakson. Para pengendara gampang sekali memencet klakson panjang ataupun berulang-ulang.
Menurut Gajaraj, New Delhi didera problem kemacetan lalu lintas. Apalagi, saat ini kota berpenduduk sekitar 19 juta jiwa itu sedang memperluas jaringan jalan layang dan terowongan kereta bawah tanah atau subway.
Kemacetan pun terjadi merata di kawasan-kawasan bisnis. Akan tetapi, kondisi seperti itu tak dijumpai di kawasan pusat pemerintahan.
Hal positif dari tingginya populasi kendaraan di India adalah dominasi produk lokal. Angkutan roda tiga yang di India disebut tuktuk merupakan kendaraan-kendaraan buatan India, termasuk merek TVS. Demikian pula motor, mobil penumpang, bus, dan truk.
Selain itu, seluruh angkutan umum di New Delhi, termasuk tuktuk, merupakan kendaraan berbahan bakar gas (BBG). Tuktuk yang difungsikan sebagai angkutan barang juga menggunakan BBG.
Di New Delhi, penggunaan BBG pada angkutan umum merupakan keharusan. Kemiripan-kemiripan di jalanan membuat anggota rombongan yang berasal dari berbagai daerah tak merasa asing selama berada di India.
Regional Manager TVS Indonesia, Adrion Tri Avinanto menjelaskan, 10 pelanggan TVS yang beruntung berasal dari berbagai daerah di antaranya Jakarta, Yogyakarta, Pontianak, Mamuju, dan Sorong.