PBB Investigasi Penggunaan Senjata Kimia di Suriah
Inspektur PBB yang menyelidiki penggunaan senjata kimia dalam perang saudara di Suriah tiba di Damaskus, Minggu (18/8), waktu setempat.

TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Inspektur PBB yang menyelidiki penggunaan senjata kimia dalam perang saudara di Suriah tiba di Damaskus, Minggu (18/8), waktu setempat.
Berjumlah 10 orang, tim investigasi PBB tiba hotel Four Seasons, Damaskus. Rencananya, misi investigasi dugaan senjata kimia berlangsung selama dua pekan.
Dipimpin oleh ahli senjata asal Swedia, Ake Sellstrom, tim diharapkan akan melakukan investigasi di Khan al-Assal. Selain itu mereka juga akan memeriksa dua situs lainnya di dekat Ataybeh di dekat Damaskus dan Homs di Suriah tengah.
Mereka ditugaskan untuk menilai apakah senjata kimia telah digunakan selama konflik yang meletus pada Maret 2011 atau tidak.
Namun mereka tidak ditugaskan untuk menetapkan pihak yang bertanggungjawab dalam serangan tersebut. "Penyelidikan sepenuhnya independen dan tidak memihak," kata PBB.
Sebelumnya, misi investigasi tersebut telah berulang kali tertunda karena perbedaan pendapat dengan rezim Presiden Bashar Al Assad mengenai ruang lingkup penyelidikan.
Baik rezim Bashar maupun kelompok pemberontak saling menuding pihak lainnya telah menggunakan senjata kimia.
Rezim tersebut, untuk pertama kalinya mengakui memiliki senjata kimia, dan mengancam akan menggunakan mereka untuk melindungi negara terhadap intervensi militer Barat.
Pemerintah mengatakan, kelompok pemberontak telah menggunakan senjata kimia pada 19 Maret, dan menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk 16 tentara Suriah. Tapi kelompok oposisi menuding pasukan pemerintah yang melakukan serangan itu. (channelnewsasia.com)