Pemerintah RI Bantu Korban Bencana Kekeringan di Namibia
Menurut pemberitaan Kementerian Luar Negeri, acara bakti sosial itu ditandai dengan penyerahan bantuan kepada Namibia Red Cross Society (NCRS).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati HUT Republik Indonesia ke 68, KBRI Windhoek menyelenggarakan acara Bakti Sosial untuk membantu korban bencana kekeringan di Namibia.
Menurut pemberitaan Kementerian Luar Negeri, acara bakti sosial itu ditandai dengan penyerahan bantuan kepada Namibia Red Cross Society (NCRS), Kamis (15/08/2013).
"Bantuan dana sebesar N$ 80.000 (sekitar Rp 80 juta) diserahkan Dubes RI kepada Sekjen NCRS, Dorkas Kapembe Haiduwa di kantor NCRS di Windhoek," seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri.
Dalam sambutannya, Haiduwa menyampaikan terima kasihnya atas bantuan kemanusiaan yang diberikan KBRI dan berharap semakin banyak pihak yang mengikuti jejak KBRI membantu meringankan beban korban bencana kekeringan terburuk dalam 30 tahun terakhir.
KBRI bukan untuk pertama kalinya membantu misi NRCS dan diharapkan ke depan dapat terus mendukung program-program bantuan kemanusiaan NRCS.
Dubes RI, Agustinus Sumartono menyatakan bahwa bantuan ini merupakan wujud simpati dan solidaritas Indonesia pada masyarakat Namibia yang menjadi korban bencana kekeringan.
"Meskipun jumlah bantuan tidak terlalu besar, namun diharapkan dapat membantu meringankan beban para korban," katanya.
Dubes RI juga menyampaikan bahwa Indonesia tidak akan pernah melupakan bantuan yang diberikan Namibia kepada Indonesia saat terjadinya bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004.
Bencana kekeringan di Namibia tahun ini sangat berdampak pada kondisi kehidupan sosial masyarakat Namibia, khususnya para petani, peternak, wanita dan anak-anak sebagaimana yang telah kami laporkan sebelumnya.
Pemerintah Namibia dalam pernyataannya menghimbau kepada masyarakat internasional untuk kiranya dapat membantu mengatasi bencana kekeringan ini. Beberapa negara telah menyampaikan bantuannya antara lain Amerika Serikat, Turki, China dan Rusia.