Pemilihan Paus Baru
Merah Putih Berkibar saat Pelantikan Paus Fransiskus
Sejumlah warga asal Indonesia melambai-lambaikan bendera Merah Putih, meramaikan misa pelantikan paus.

TRIBUNNEWS.COM, KOTA VATIKAN- Ratusan ribu umat berduyun-duyun datang ke Lapangan Basilika Santo Petrus untuk menghadiri misa awal masa kepausan Paus Fransiskus, Selasa (19/3/2013). Sejumlah warga asal Indonesia melambai-lambaikan bendera Merah Putih, meramaikan misa pelantikan paus.
Menurut Shirley Hadisandjaja, yang berada di Vatikan, sejak dari pukul 6 pagi waktu Vatikan, umat sudah mengantre memasuki lapangan. Dari anak-anak, orang-orang muda, orang-orang dewasa, orang-orang lanjut usia, orang-orang sakit, para biarawan dan biarawati serta para delegasi internasional dari berbagai penjuru dunia tumpah ruah.
"Mereka melambaikan bendera masing-masing negara. Selain bendera Italia, ada juga dari Amerika Serikat, India, Indonesia, Cina, Meksiko, Polandia, Jerman, Spanyol dan Australia. Yang tebanyak tentu saja bendera Argentina, kebangsaan Kardinal Bergoglio," ungkap Shirley, WNI yang menetap di Milan yang hadir juga dalam misa inagurasi Paus kepada Tribunnews.com.
Selain para peziarah, hadir pula sebanyak 132 kepala negara dan pejabat pemerintahan serta para wartawan dari 81 negara.
Bertepatan dengan tanggal 19 Maret, di saat Gereja Katolik merayakan Hari Pesta Santo Yosef, Pelindung Gereja Universal, pengukuhan takhta Kepausan Bapa Suci Fransiskus digelar.
Lebih lanjut, dalam kotbahnya, Paus Fransiskus yang sederhana dan lembah-lembut itu juga menampakkan keteguhan dan ketegasannya seperti halnya pendahulunya, Benediktus XVI.
Kasih
Pada awal homili atau kotbahnya, Paus Fransiskus memberikan salam dan mengingat Paus emeritus Benediktus XVI, Joseph Ratzinger. Dia mengartikan suatu "kebetulan yang amat kaya akan pemahaman" kenyataan bahwa pada hari ini adalah pesta nama dari "pendahulu yang terhormat".
Kata Paus, semua umat Katolik dekat dengan diri Santo Yosef dengan doa, penuh kasih dan penghargaan.
Paus mengingat Santo Yosef yang menjawab kepada panggilan Tuhan dengan kesediaan dan kesiapan dan pusat dari bakti Kristiani adalah Kristus. "Oleh karena itu, mari kita memelihara Dia di dalam hidup kita untuk memelihara orang lain dan karya penciptaan," demikian ajakan Paus.
"Bakti untuk memelihara tidak hanya melihat kita umat Kristiani. Santo Fransiskus Assisi mengajarkan untuk menghargai setiap makhluk hidup, lingkungan hidup."
Karenanya, Paus mengajak seluruh umat manusia untuk menghargai setiap orang, setiap individu, khususnya anak-anak, orang-orang lanjut usia, orang-orang yang paling hina dan lemah dan yang sering kali ada di pinggiran hati kita.
"Untuk menjadi pemelihara di dalam segala situasi manusiawi. Sebagai orangtua, sebagai suami-istri, dan sebagai sahabat, di dalam kepercayaan satu sama lain, di dalam penghargaan satu sama lain dan di dalam kebaikan".
Ia melanjutkan, kebencian, keirihatian, kesombongan mengotori kehidupan! Memelihara berarti menjaga perasaan-perasaan kita, hati kita, karena dari sana-lah lahir intensi-intensi yang baik dan buruk: yang membangun dan yang merusak! Janganlah kita merasa takut akan kebaikan, bahkan akan kelembutan!
Di dalam menjalankan pelayanannya, Paus melihat kepada Santo Yosef yang rendah hati dan nyata dan seperti dirinya merangkul semua kemanusiaan. Kemudian ia juga mengingat penghakiman akhir dari Injil Santo Matius--tentang belas kasih, yakni siapa yang lapar, yang haus, orang asing, yang telanjang, yang sakit, yang dipenjara.
"Hanya dia yang melayani dengan belas kasih -katanya- tahu bagaimana memelihara," ucap Paus.