TKW Dipancung di Arab Saudi
Warga Arab Galau! Upah Pembantu Naik Tiga Kali Lipat
Keputusan Kerajaan Arab Saudi menghentikan mengeluarkan visa untuk TKW asal Indonesiamalah menimbulkan kegalauan bagi warga Arab

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Domu D Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan Kerajaan Arab Saudi lewat Kementerian Tenaga Kerja yang menghentikan mengeluarkan visa untuk TKW asal Indonesia dan Filipina yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga malah menimbulkan kegalauan buat warga Arab pengguna jasa tenaga kerja asing. Kebijakan ini dinilai jadi peluang bagi TKW berstatus ilegal di Arab Saudi untuk menekan majikan agar menaikkan upah atau gaji mereka.
Penasehat Posko Perjuangan TKI (Pospertki) Arab Saudi Sharief Rachmat yang mengutip pemberitaan media setempat, Jumat (1/7/2011) mengatakan warga mulai merisaukan akan lonjakan gaji pembantu. Sharief yang menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Koordinator Wilayah PDIP Arab Saudi menuliskan amatannya melalui akun blog pribadi di Kompasiana.
Ummu Ahmad seorang ibu rumah tangga Arab Saudi mengatakan terkejut kala mengetahui lonjakan tuntutan upah PRT naik tiga kali lipat dari biasanya.
"Aku baru saja mencari pembantu rumah tangga baru di sekitar kota Jeddah, tetapi aku terkejut ketika pembantu rumah tangga tersebut meminta gaji atau upah sebesar 2.000 riyal Saudi (sekitar 4.600.000 rupiah) per bulan. Padahal di kala itu membayar gaji pembantu hanya 700 riyal Saudi (sekitar 1.610.000 rupiah) per bulan, tapi saya yakin permintaan gaji tersebut dikarenakan para TKW ilegal mengetahui dalam waktu dekat Arab Saudi akan menghentikan mengeluarkan visa pembantu rumah tangga untuk Indonesia dan Filipina," tutur Ummu.
Contoh lain, seorang guru SMA di Arab Saudi, Hanan Al-Shareef, bahkan ancaman dari pembantunya akan berhenti bekerja, meninggalkannya untuk mencari kerja dengan majikan lain yang berani menggaji lebih besar.
Sang pembantu meminta Hanan menaikkan gajinya menjadi 1.800 riyal Saudi atau setara Rp 4,14 juta per bulan. Hal ini memperhatikan dalam waktu dekat bulan suci Ramadhan akan tiba, dan tentunya warga Arab Saudi sangat membutuhkan pembantu rumah tangga.
Warga Arab Saudi mayoritas lebih memilih menggunakan jasa pembantu rumah tangga yang berstatus ilegal dan sudah menetap di Arab Saudi. Hal ini dikarenakan tidak mengeluarkan biaya perekrutan secara resmi yang tinggi. Mayoritas pembantu rumah tangga yang berada di Arab Saudi, walaupun berstatus ilegal, sudah berpengalaman dalam bekerja.