Krisis Libya
Dalam Sehari 6.850 Warga Libya Mengungsi ke Tunisia
Sekitar 6.850 orang melarikan diri mengungsi dari Libya ke Tunisia antara Senin dan Selasa pagi.
TRIBUNNEWS.COM, TUNIS - Sekitar 6.850 orang melarikan diri mengungsi dari Libya ke Tunisia antara Senin dan Selasa pagi. Hal ini diungkapkan kementerian pertahanan Tunisia kepada AFP.
Hal ini terjadi di kala pasukan NATO terus mengintensifkan serangan udaranya ke Tripoli.
Buntutnya, warga sipil Libya, lari ke negara tetangganya, Tunisia menghindari kian memanasnya pertempuran di negerinya.
"Sekitar 500 keluarga telah ditempatkan di sebuah kamp Qatar, di Tataouine selatan," Kolonel Mokhtar Ben Nasser mengatakannya kepada AFP.
"Mereka lari karena makin terjadi peningkatan pemboman di Tripoli, terus ketakutan yang dipicu kekerasan terus meningkat," kata seorang pejabat militer Tunisia di pos perbatasan Jedir Ras.
"Di Tripoli, pengeboman berlanjut dan milisi pro-Khadafi berpatroli di distrik yang dicurigai sebagai tempat persembunyian musuh," salah satu warga sipil Libya mengatakan kepada AFP tanpa memberikan namanya.
Sementara, seorang polisi Libya mengatakan pula bagaimanapun, peningkatan tiba-tiba para pengungsi bukan terkait karena masalah perang. Namun, lebih terkait dengan awal liburan sekolah di Libya.
Berdasarkan data kementerian dalam negeri Tunisia, lebih dari 70.000 warga Libya melarikan diri ke negara itu sejak pemberontakan anti-Khadafi dimulai pada bulan Februari.
AFP merilis sekitar 20 ledakan keras terdengar Selasa (7/6/2011) di ibukota Libya. Serangan Bom NATO ini ditujukan di beberapa rumah milik pemimpin Libya Muammar Khadafi.