Ibadah Haji 2010
Persiapan Tenda Wukuf Indonesia Baru 50 Persen
Wukuf di padang Arafah sebagai puncak ibadah haji dijadwalkan tanggal 9 Dzulhijjah, namun persiapan tenda Indonesia baru 50 persen.
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH- Wukuf di padang Arafah sebagai puncak ibadah haji dijadwalkan tanggal 9 Dzulhijjah atau 15 November 2010. Persiapan tenda-tenda bagi jemaah calon haji (calhaj) di sana masih terus dikebut pekerjaannya.
Dengan waktu yang tersisa 5 hari lagi penyelesaian tenda khusus jemaah Indonesia masih 50 persen. Wartawan Sriwijaya Post, Muhammad Husin dari Mekkah melaporkan, tenda-tenda jemaah haji Indonesia masuk dalam zona jemaah Asia yang terletak memang agak di belakang dibandingkan jamaah non Asia.
Bahkan, sangat berdekatan dengan plang batas akhir wilayah Arafah. Lokasinya berada di kawasan maktab 44 tidak jauh dari tenda-tenda milik negara jiran, Malaysia.
"Kalau diperhatikan, tenda jemaah haji asal Indonesia sebagian besar masih dalam tahap pemasangan. Lampu, alat listrik dan pendingin udara masih belum terpasang. Bahkan ada beberapa tenda yang masih belum sempurna berdiri," kata Husin.
Menurut Husin, lambatnya penyelesaian proyek pembuatan tenda bagi jemaah tersebut dikarenakan lambatnya surat dari muasasah yang memberikan izin untuk membangun tenda bagi petugas haji
Indonesia.
Dengan begitu, petugas yang mengerjakannya pun harus berlomba dengan waktu dalam tiga hari. Selain persoalan bentuk fisik tenda, lokasi tenda-tenda jemaah dan petugas haji Indonesia juga kurang mencolok, yaitu bendera kurang tampak.
Hanya terlihat satu bendera yang dinaikkan ke tiang dan ukurannya pun sangat mini. Berbeda dengan Malaysia dan negara lainnya.Mereka tampak seperti partai politik sedang mengadakan acara.
Seperti bendera Malaysia, tampak dikibarkan mengelilingi kawasan maktab. Padahal, jumlah jemaah mereka hanya sepersepuluh dari jumlah jamaah haji Indonesia yang mencapai 221 ribu jamaah.
"Mudah-mudahan tidak jadi masalah bagi jemaah atau petugas haji Indonesia. Karena memang waktu wukuf di Arafah tak selama menginap di pemondokan," imbuhnya. (Eko Adia Saputro)