Ibadah Haji 2025
Menag Ungkap 5 Terobosan Haji 2025, Penurunan Biaya Haji hingga Libatkan 3 Maskapai
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengungkapkan 5 terobosan dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025, salah satunya penurunan biaya haji.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengungkapkan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M berjalan sukses.
Sukses penyelenggaraan haji ini diakui Nasaruddin Umar tak terlepas dari peran serta 4.000an Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi atau petugas haji serta pihak terkait lainnya.
Baca juga: Fase Pemulangan Jemaah Haji Tuntas, 434 Jemaah Meninggal, 46 Masih di RS
Menurut Nasaruddin, para petugas haji bekerja dalam senyap dan diam.
"Inilah kebanggaan kita semuanya, seluruh petugas mulai dari Amirul Hajj sampai teman-teman di lapangan yang bekerja dengan senyap, diam tanpa pernah berkomenter apapun," ujar Menag saat Penutupan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M di Gedung Kemenag Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025) sore.
Sekalipun banyak orang mengomentari, namun kata Nasar, petugas haji tetap diam karena dia menyadari Allah lebih tahu apa yang sedang terjadi.
Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, kata Menag Nasaruddin pihaknya tidak hanya melihat keberhasilan operasional yang teragensi dengan baik.
Namun juga disertai dengan adanya lima terobosan dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025.
Baca juga: 11.921 Jemaah Haji Alami Myalgia atau Nyeri Otot, Berikut Penyebab dan Cara Meredakannya
Apa saja 5 terobosan tersebut?
- Penurunan Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) dari rerata BPIH 2024 sebesar Rp 93,4juta menjadi rerata BPIH sebesar Rp 89,4 juta;
- Pencegahan praktik monopoli dengan penerapan skema layanan haji yang melibatkan delapan syarikah;
- Publikasi awal daftar jemaah haji khusus berhak lunas;
- Pembayaran Dam melalui Adahi dan Baznas;
- Pelibatan tiga maskapai penerbangan (Garuda Indonesia, Saudi Arabia Airlines, dan Lion Air) dalam layanan penerbangan haji.

Penurunan Biaya Penyelenggaraan Haji
Menag mengatakan penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) menjadi langkah penting untuk memastikan haji tetap terjangkau oleh masyarakat.
"Dengan menurunnya BPIH dari 93,4 juta menjadi 89,4 juta kita berhasil untuk mengurangi beban biaya jamaah haji tanpa mengurangi kualitas layanan," jelas Menag.
Penurunan biaya haji ini kata Menag adalah hasil kerja keras Pemerintah dan DPR.
Pencegahan Praktik Monopoli
Pencegahan praktik monopoli dilakukan dengan melibatkan 8 syarikah dalam layanan haji terhadap jemaah yang sebelumnya hanya satu syarikah.
"Walaupun itu ada risikonya tapi itu berhasil juga menekan biaya karena kalau monopoli pasti identik dengan kemahalan. Tetapi kalau banyak syarikah itu identik dengan persaingan dan ini positif untuk kita," ujarnya.
Umumkan Secara Terbuka Daftar Nama Jemaah Haji Khusus
Dengan mengumumkan secara terbuka daftar nama jemaah haji khusus ini maka masyarakat tahu siapa-siapa saja yang memenuhi syarat secara legal dan secara formal dapat menunaikan ibadah haji.
Ini adalah kali pertama Kemenag mengumumkan daftar nama jemaah haji khusus secara terbuka.
Sebab sebelumnya hal ini tak pernah dilakukan.
Pembayaran Dam Melalui Adahi dan Baznas
Tahun 2025 ini pembayaran dam haji melalui dua jalur yakni melalui program Adahi di Tanah Suci dan melalui Baznas.
Namun untuk pembayaran dam melalui Adahi diakui Menag tidak banyak dipilih jemaah karena Adahi baru dilakukan tahun ini.
Selain itu tempat untuk pembayaran dam melalui Adahi sangat terbatas di bank-bank dan dengan waktu yang terbatas pula.
"Sementara jemaah haji kita tidak boleh keluar antara jam 10 pagi sampai jam 4 sore karena cuaca panas ekstrem di Makkah pada waktu itu 50 derajat celcius," kata Nasaruddin.
Karena berbagai alasan itulah maka pemerintah akhirnya memutuskan agar pembayaran dam dilakukan melalui Baznas.
"Lebih baik menyalurkannya melalui Baznas itu lebih mudah dan tentu manfaatnya pasti banyak," kata Menag.
Libatkan 3 Maskapai Penerbangan
Tahun ini untuk pertama kalinya penyelenggaraan ibadah haji melibatkan tiga maskapai penerbangan, yakni Garuda Indonesia, Saudia Airlines dan Lion Air.
Sebelumnya hanya menggunakan dua maskapai yakni Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.
"Tadinya hanya Saudia Airlines dengan Garuda, sekarang kita lempar, lima penerbangan yang mendatar, tapi yang memenuhi syarat ada tiga termasuk Lion Air," kata Menag.
Layanan penerbangan jemaah haji sejauh ini tidak ada hambatan.
Menurut Menag, berdasarkan laporan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi tidak ada bentuk pelanggaran yang berarti terkait pelayanan 3 maskapai penerbangan tersebut.
"Hanya Garuda pernah sedikit masalah dan Saudia Airlines juga pernah ganti pesawat," ujar Menag.
Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Ditutup
Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M resmi ditutup oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Senin (14/7/2025) sore di Gedung Kemenag Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Secara umum Menag menyebut penyelenggaraan haji 2025 berlangsung sukses.
Meski di minggu-minggu awal operasional haji diakui Menag sempat terjadi sejumlah persoalan yang muncul.
Namun pada akhirnya semua bisa diselesaikan dan diatasi dengan baik.
Diketahui operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H berlangsung sejak 1 Mei 2025 yang ditandai dengan masuknya jemaah ke asrama haji untuk bersiap terbang di Tanah Suci.
Dalam rentang 72 hari masa operasional, tercatat sebanyak 203.149 jemaah yang tergabung dalam 525 kelompok terbang, tiba di Arab Saudi dalam dua gelombang pemberangkatan.
Sebanyak 103.806 jemaah dalam 266 kloter mendarat di Madinah pada fase kedatangan gelombang I.
99.343 jemaah mendarat di Jeddah pada fase kedatangan jemaah gelombang II.
Sementara pada fase pemulangan, 101.339 jemaah yang tergabung dalam 260 kloter terbang ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah.
Sebanyak 101.274 jemaah pulang ke Indonesia dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
447 Jemaah Wafat
Sementara itu jumlah jemaah haji yang meninggal hingga penutupan operasional haji sebanyak 447 jemaah, terdiri dari 435 jemaah haji reguler dan 12 jemaah haji khusus.
"Jumlah ini turun dibanding dengan total wafat pada tahun 2024 yang mencapai 461 jemaah," kata Menag.
Selain itu sebanyak 40 jemaah masih menjalani perawatan di Arab Saudi.
Berikut rinciannya:
- Enam dirawat di rumah sakit di Makkah
- Enam jemaah di rumah sakit di Jeddah
- Satu jemaah di rumah sakit Riyad
- 27 jemaah dirawat di rumah sakit di Madinah
Mereka akan tetap mendapatkan pendampingan dari Kantor Urusan Haji (KUH) pada KJRI di Jeddah.
(Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.