Minggu, 5 Oktober 2025

Ibadah Haji 2025

Pemerintah Ingatkan Ancaman Cuaca Panas Ekstrem Hingga 49 Derajat Celsius Saat Musim Haji 2025

Badan Pengelola Haji Indonesia (BP Haji RI) mengingatkan soal potensi cuaca ekstrem yang akan dihadapi jemaah haji Indonesia tahun ini. 

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi
BP HAJI - Kepala BP Haji, Irfan Yusuf di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (30/12/2024). Ia mengingatkan soal potensi cuaca ekstrem yang akan dihadapi jemaah haji Indonesia tahun 2025.  

JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM – Badan Pengelola Haji Indonesia (BP Haji RI) mengingatkan soal potensi cuaca ekstrem yang akan dihadapi jemaah haji Indonesia tahun ini. 

Kepala BP Haji RI, Irfan Yusuf atau Gus Irfan, mengungkap suhu udara di Arab Saudi diperkirakan bisa mencapai 49 derajat Celsius pada musim haji 2025.

"Kita khawatirkan adalah jemaah haji kita yang Lansia (lanjut usia) yang mungkin agak kurang waspada atau teledor membawa Nusuknya itu harus kita carikan pemecahannya. Kemudian kemarin juga diingatkan hawa panas bisa mencapai 49 derajat,” ujar Gus Irfan dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2025). 

Gus Irfan menyebut, pihaknya sudah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk menghadapi ancaman tersebut.

Baca juga: Kementerian Agama Ungkap Ada Tren Ribuan Jemaah Gagal Berangkat Haji Setiap Tahunnya

Di antaranya, kata dia, dengan memastikan kesiapan fasilitas kesehatan, penyediaan air minum yang cukup, ruang-ruang berpendingin (cooling area), hingga edukasi kepada jemaah untuk mengurangi paparan langsung terhadap sinar matahari saat puncak suhu.

“Kita dorong agar jemaah lebih banyak berada di tempat teduh, cukup mengonsumsi air, serta mengenakan pelindung kepala seperti payung atau topi saat beraktivitas di luar ruangan,” ujarnya.

Baca juga: Kemenag: Banyak WNI Tertipu, Berangkat ke Mekkah Gunakan Visa Non Haji

Selain ancaman hawa panas, Gus Irfan juga mengungkapkan sejumlah kendala lain yang saat ini sedang diupayakan solusinya. 

Di antaranya soal tiga syarikah yang belum siap menyediakan makanan siap saji, serta penggunaan aplikasi Nusuk yang mewajibkan semua jemaah untuk registrasi aktivitas ibadah mereka.

“Ini sedang kita carikan solusinya agar tidak menyulitkan mereka,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved