Selasa, 30 September 2025
DPD RI
Gedung Nusantara
Gedung Nusantara

Sefdin Syaifudin A: AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Jalan Hidupnya Ditempa Bagai Keris

Kenyang akan hidup terang dan redup adalah perjalanan hidupnya. Ya, dialah Ir. H. AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, atau biasa disapa LaNyalla

Editor: Content Writer
dok. DPD RI
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. 

Menginjak dewasa, LaNyalla memilih tinggal di kompleks Makam Sunan Giri, Gresik. Di kompleks makam Wali itu, dia menghimpun banyak warga kurang mampu. Sebagian di antaranya malah sekelompok orang yang sering dicap sebagai preman oleh masyarakat. LaNyalla mengajak mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hasilnya LaNyalla memiliki ribuan pengikut yang setia hingga kini.

“Kalau Anda melihat saya seperti sekarang, itu karena tekad saya bulat. Kerja sungguh-sungguh, tetapi tetap tawakal kepada Allah,” kata pengusaha konstruksi ini.

Awal Menjadi Pengusaha

Titik awal menjadi pengusaha adalah saat LaNyalla nekat membuat pameran dagang dengan nama Kreatifitas Anak Muda Indonesia (KAMI) pada tahun 1989 di Surabaya. Pameran yang disponsori PT Maspion itu ternyata membuat bangkrut LaNyalla. Karena tidak sukses. LaNyalla pun lantas terlilit hutang. Kerugian itu begitu memukul. Bahkan, pemilik perusahaan konstruksi dengan bendera PT Airlanggatama Nusantarasakti ini sempat berfikir untuk “lempar handuk” dari dunia usaha.

Tetapi mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim ini memutuskan kembali bangkit. Dia kembali melobi PT Maspion untuk menjadi sponsor pameran berikutnya. Pameran dengan nama brand yang baru: Surabaya Expo. Pameran itu pun akhirnya bisa dihelat. Hasilnya; Sukses!

Kegiatan yang berlangsung sejak tahun 1990 itu berkibar dan menjadi agenda tahunan di Kota Surabaya hingga 2001. Dari jalan inilah LaNyalla dikenal oleh kalangan pengusaha dan pemerintahan. Sayap bisnisnya pun pelan tapi pasti dikepakkan dengan percaya diri.

“Dari kisah hidup itu, saya belajar tentang arti kerja keras dan berani menjawab tantangan. Namun sekali lagi, harus tetap rendah hati dan tawakal. Kalau saat itu saya lempar handuk, saya tidak akan seperti sekarang,” katanya.

LaNyalla mengatakan, dirinya juga memetik hikmah dari keikhlasannya menerima segala ujian. Termasuk saat bangkrut di awal karir. “Niat saya berbisnis itu tulus. Ingin membuka lapangan pekerjaan. Mengajak bekerja orang-orang yang mungkin belum mendapatkan kesempatan. Karena itu saya putuskan saya harus fight. Tidak boleh loyo. Karena usaha ini bukan hanya untuk kepentingan saya pribadi. Tapi juga amanah besar untuk kehidupan orang lain,” tuturnya.

Kini, selain fokus sebagai pengusaha dan ketua umum KADIN Jatim, LaNyalla juga mengabdikan dirinya untuk sejumlah organisasi sosial kemasyarakatan dan profesi. Hingga kini, dia menjabat sebagai ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur.

Pernah pula dipercaya sebagai Ketua DPD Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gepeknas) Jawa Timur. Juga pernah aktif di KONI Jawa Timur. LaNyalla juga terlibat di berbagai yayasan sosial-keagamaan. Bahkan ia mendirikan sendiri Yayasan LaNyalla Academia, yang aktif bergerak di wilayah sosial-keagamaan dan olahraga.

LaNyalla dan Pemuda Pancasila

Mewarnai adalah salah satu ciri LaNyalla. Itulah yang terjadi ketika sosok LaNyalla yang juga pengusaha dipercaya memimpin Pemuda Pancasila Jawa Timur. Ormas yang dulunya dikenal tempat berkumpulnya pemuda urakan dan preman, disulap oleh La Nyalla menjadi tempat berkumpulnya para pemuda Pancasilais yang berjiwa entrepreneur.

Semua ketua Pemuda Pancasila di tingkat Kota dan Kabupaten di Jatim didorong untuk mendirikan badan usaha. Apakah itu di bidang jasa, pengadaan atau lainnya. Yang berminat di bidang konstruksi, didorong untuk terlibat aktif di organisasi profesi. Termasuk mendorong anggota dan kadernya untuk bergabung di DPC Gepeknas di tingkat Kota dan Kabuapten.

Hasilnya? Pemuda Pancasila Jatim pun menjadi salah satu yang mapan dan besar di antara Pemuda Pancasila di provinsi lain di Indonesia.

Setiap musyawarah wilayah, selalu di helat di gedung besar yang dapat menampung belasan ribu peserta. Dengan dana swadaya. Seperti terlihat dalam Muswil pada bulan Maret 2017 lalu. Sedikitnya 15 ribu kader dan anggota Pemuda Pancasila menyesaki ballroom Jatim Expo di Surabaya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan