Virus Corona
Pakar Paru: Kasus Covid-19 yang Meningkat di Asia Tak Boleh Diabaikan
Prof Tjandra Yoga Aditama berharap, peningkatan kasus covid-19 yang ada perlu jadi perhatian serius meski tidak perlu panik.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Sejumlah negara di Asia bahkan negara tetangga Indonesia pada akhir Mei lalu melaporkan ada peningkatan kasus covid-19 misalnya Singapura, Thailand, Hongkong dan Malaysia.
Baca juga: Menkes Datangi Istana Bahas Penyebaran Covid-19
Adapun varian Covid-19 yang menyebar XEC dan JN.1 di Thailand, LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1) di Singapura, JN.1 di Hongkong, dan XEC (turunan JN.1) di Malaysia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) pun menerbitkan surat edaran tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus COVID-19.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik di Asia, Kemenkes Pastikan Tak Ada Pelarangan WNI ke Luar Negeri
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama berharap, peningkatan kasus covid-19 yang ada perlu jadi perhatian serius meski tidak perlu panik.
“Peningkatan kasus covid-19 di beberapa negara tetangga perlu diamati dengan cermat, tentu tidak perlu panik tetapi jelas harus waspada, tidak bisa diabaikan begitu saja,” kata dia kepada wartawan ditulis Kamis (5/6/2025).
Melihat perkembangan kasus, pemerintah harus meningkatkan surveilan epidemiologi.
“Lalu diumumkan jumlah kasus dan kematian, varian atau sub varian apa yang masih dan sedang beredar,” tutur dia.
Kemudian, vaksinasi menjadi anjuran umum bagi kelompok risiko tinggi adalah untuk mendapatkan vaksinasi covid-19 setahun sesudah vaksinasi terdahulu.
Juga perlu memantau dengan intensif pola perubahan epidemiologi negara tetangga dan juga negara-negara lain di dunia, misalnya dengan kerjasama ASEAN dan juga dengan WHO.
“Semua perlu menyadari bahwa covid-19 memang masih ada, maka tentu saja ada kemungkinan variasi peningkatan kasus dari waktu ke waktu,” ungkap Prof Tjandra.
Masyarakat harus berperilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan meningkatkan daya tahan tubuh.
“Ini semua adalah modalitas utama pemerintah, yang selalu harus dilakukan, ada atau tidaknya peningkatan kasus covid-19,” tutur Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.