Anggota Komisi IX DPR Minta Kemenkes dan Masyarakat Antisipasi Kembalinya Covid-19

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Lucy Kurniasari, meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk bersikap lebih antisipatif dan responsif menyikapi merebaknya kembali kasus Covid-19 di Indonesia.

Menurut Lucy, langkah antisipatif sangat penting agar seluruh rumah sakit di Tanah Air siap menghadapi kemungkinan lonjakan kasus. 

Kesiapan tersebut mencakup kecukupan tenaga medis dan kesehatan, ketersediaan obat-obatan, serta kesiapan ruang rawat inap.

“Kemenkes harus mengingatkan seluruh rumah sakit untuk bersiap menghadapi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19. Jika penyebaran kembali berlangsung cepat, penanganan pun harus dilakukan dengan cepat dan tepat,” kata Lucy kepada wartawan, Kamis (5/6/2025).

Selain antisipatif, ia juga menekankan pentingnya sikap responsif dari Kemenkes, terutama dalam menjalin koordinasi lintas sektor guna mencegah penyebaran virus lebih luas.

“Kemenkes harus segera berkoordinasi dengan instansi terkait agar upaya pencegahan berjalan maksimal. Misalnya, bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk memperketat protokol kesehatan di pintu-pintu masuk negara seperti bandara dan pelabuhan,” ujar Lucy.

Ia menekankan bahwa protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, sudah seharusnya diberlakukan kembali di area dengan risiko tinggi penularan.

Tak hanya pemerintah, Lucy juga mengimbau masyarakat untuk turut bersikap waspada dan bertanggung jawab dalam mencegah penularan. 

Salah satunya dengan kembali menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, khususnya mengenakan masker saat berada di luar rumah.

“Masker sangat penting, terutama bagi masyarakat yang sedang tidak dalam kondisi prima. Jangan sampai kita lengah dan kembali mengalami lonjakan kasus,” ujarnya.

Ia menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh elemen bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama bersikap antisipatif dan responsif dalam menghadapi potensi gelombang baru Covid-19.